ghufronsyamsudin.wordpress.com
Open in
urlscan Pro
192.0.78.13
Public Scan
Submitted URL: http://ghufronsyamsudin.wordpress.com/
Effective URL: https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/
Submission: On May 03 via api from US — Scanned from US
Effective URL: https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/
Submission: On May 03 via api from US — Scanned from US
Form analysis
3 forms found in the DOMGET https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/
<form method="get" id="searchform" action="https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/">
<div>
<input type="text" value="" name="s" id="s">
<input type="submit" id="searchsubmit" value="Cari">
</div>
</form>
POST https://subscribe.wordpress.com
<form method="post" action="https://subscribe.wordpress.com" accept-charset="utf-8" style="display: none;">
<div>
<input type="email" name="email" placeholder="Masukkan alamat email Anda" class="actnbr-email-field" aria-label="Masukkan alamat email Anda">
</div>
<input type="hidden" name="action" value="subscribe">
<input type="hidden" name="blog_id" value="2900965">
<input type="hidden" name="source" value="https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/">
<input type="hidden" name="sub-type" value="actionbar-follow">
<input type="hidden" id="_wpnonce" name="_wpnonce" value="6700675394">
<div class="actnbr-button-wrap">
<button type="submit" value="Daftarkan saya"> Daftarkan saya </button>
</div>
</form>
POST
<form method="post">
<input type="submit" value="Tutup dan terima" class="accept"> Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka. <br> Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara
mengontrol cookie, lihat di sini: <a href="https://automattic.com/cookies/" rel="nofollow">
Kebijakan Cookie </a>
</form>
Text Content
* Beranda * Tentang Ghufrons * XAMPP GHUFRON SYAMSUDIN Entries RSS | Comments RSS * PAGES * Tentang Ghufrons * XAMPP * KATEGORI * Kategori * Uncategorized (3) * Ziarah (1) * ARSIP * April 2014 * Agustus 2013 * Januari 2012 FLOW PRODUKSI Posted on 21 April 2014 by ghufronsyamsudin FLOW PROSES PRODUKSI PADA PABRIK DAN PERANAN PPIC TERHADAP TERJADINYA PROSES PRODUKSI Pertama kita lihat terlebih dahulu permintaan pasar atau konsumen . Yang dalam hal ini marketing lah yang mendapatkan tugas ini. Kemudian setelah marketing mengumpulkan data permintaan konsumen, sang marketing tersebut mengajukan data tersebut ke departemen PPIC yang dalam hal ini bertugas sebagai perencana pada terjadinya proses produksi. PPIC disini sangat mempengaruhi proses terjadinya produksi, PPIC dari mulai penyediaan blak part / bahan mentah hingga mendelivery / mengirim finish part / barang jadi ke pada konsumen. Di sini saya akan lebih menitik beratkan tugas-tugas dari PPIC yang mendukung terjadinya proses produksi. Berikut adalah flow proses produksi pada pabrik dan peranan PPIC dalam terjadinya proses produksi tersebut. 1. PPIC menerima blank part dari vendor / supplayer kemudian menghitung quantity / jumlah dari barang yang dikirim oleh supplayer tersebut. Yang selanjutnya dilakukan pengecekan kualitas oleh departemen quality control. Apakah barang itu layak / ok untuk di produksi. 2. Setelah barang mentah / blank part dinyatakan ok oleh departemen quality control. Selanjutnya PPIC merekap kembali quantity blank part ok tersebut. Setelah semua selesai selanjutnya. 3. PPIC mendelivery / mengirim blank part tersebut ke departemen produksi yang selanjutnya akan diproses oleh departemen produksi. 4. PPIC disini yang bertindak sebagai perencana target yang di buat oleh departemen produksi. 5. Dan juga sebagai pembantu atau pendukung dari terjadinya proses produksi. Seperti mmpersiapkan stock penyediaan blak part, ketika blank part tersebut hilang / rusak / NG yang disbabkan oleh proses produksi 6. Setelah blank part selesai di produksi, kemudian departemen quality control melakukan pengecekan terhadap barang / part yang telah selesai di produksi oleh departemen produksi. Apakah barang /part tersebut OK atau NG. 7. Setelah barang / part dinyatakan OK oleh departemen quality control selanjutnya di packing dan di kirim kembali ke PPIC 8. Disini PPIC kembali bertugas menghitung quantity / jumlah finish part OK yang di hasilkan oleh departemen produksi. 9. Setalah semua finish part OK kemudian PPIC kembali merekap quantity barang yang akan selanjutnya didistribusikan / di delivery kepada konsumen Sponsored Content Skip Ads by Amazon Hates When You Do This, But They Can't Stop You (Try It Now) Online Shopping Tools | Sponsored Buffalo: New Senior Apartments (Take A Look At The Prices) Senior Living | Sponsored links | Sponsored Need Dental Implants But Have No Money? Get Dental Implants Done in Turkey Sponsored Results | Sponsored Filed under: Uncategorized | Leave a comment » MITO T970 Posted on 24 Agustus 2013 by ghufronsyamsudin Review mito t970 Kelemahan Battrey cepat habis Jaringan masih edge/2g Layar kurang jernih Sering error jika aplikasi yang terpasang banyak Kelebihan Layar 9″ cukup lega Free keyboard plus case yang bisa jadi pelindung Bisa buat telp dan sms Ada analog tv yang bisa record dan capture Filed under: Uncategorized | Leave a comment » RENCANA ZIARAH WALI 9 2012 Posted on 5 Januari 2012 by ghufronsyamsudin Karyawan dan karyawati PT. Kapasari Offset akan mengadakan ziarah wali 9 pada akhr tahun 2012. Untuk pendaftaran silahkan hubungi Bapak Rahmat Filed under: Ziarah | Leave a comment » KISAH IBLIS BERTEMU NABI MUHAMMAD SAW Posted on 5 Januari 2012 by ghufronsyamsudin Kisah Iblis bertemu Nabi Muhammad SAW Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah : Kami bersama Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat anshar, dimana saat itu kami ditengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku”. Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah, “Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?”. Mereka menjawab, “Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu”. Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, “ini adalah iblis yang terkutuk -semoga Allah senantiasa melaknatnya”. Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, “YA Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?”. Beliau Nabi SAW menjawab, “bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian.” Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping. Sedangkan kepalanya seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sambil memberi salam. “Assalamu’alaika ya Muhammad, Assalamu’alaikum ya jamaa’atal-muslimim. ” kata iblis. Nabi SAW menjawab, “Assalamu lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?”. “Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa”, tutur iblis. “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?” tanya Rasulullah SAW. Iblis menjawab, “Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang’. Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku”. Rasulullah SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, “Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?” Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.” “Lalu siapa lagi yang palimg engkau benci?” tanya Rasulullah SAW. “Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT “, jawab iblis. “Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW. “Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab iblis. “Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW. “Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)”, tutur iblis. “Siapa lagi?”, tanya Rasulullah SAW. “Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya,” jawab iblis. “Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?” tanya Rasulullah SAW. “Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,” jelas iblis. “Lalu siapa lagi wahai iblis?” tanya Rasulullah SAW. “Orang kaya yang bersyukur”, tutur iblis. “Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?” Tanya Rasulullah SAW. “Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya”, tutur iblis. “Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?” Tanya Rasulullah SAW. “Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab iblis. “Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?” tanya Rasulullah SAW. “Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua,” jawab iblis. “Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?” tanya Rasulullah SAW. “Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit,” tutur iblis menjelaskan. “Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?” tanya Rasulullah SAW. “Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam”, tutur iblis. “Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?” tanya Rasulullah SAW. “Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya,” jawab iblis. “Bagaimana dengan Utsman?” tanya Rasulullah SAW. “Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya”, jawab iblis. “Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?” tanya Rasulullah SAW. “Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali” tutur iblis. “Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan”, tutur Rasulullah SAW. “Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur’an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni),” tutur iblis. “Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?” Tanya Rasulullah SAW. Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : ‘Kafirlah kamu’, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ‘sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam”. (QS.Al-Hasyr:16). Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, “Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua’. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan. Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, ‘Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan’ sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat. Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke kiri’. Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, ‘engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik lamanya’. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sednag ruku’ saya tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari ruku’ dan saya turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai. Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat. Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku. Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya, ‘Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah’. Saya pun berkata kepada orang yang sakit, ‘Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman, ‘…dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit…’ (QS An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat. Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai. Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?”. Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, “Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?”. “Orang-orang yang suka makan riba”, jawab Iblis. “Lalu siapa teman dekatmu?”, tanya Rasulullah SAW. “Orang yang berzina”, jawab Iblis. “Siapa teman tidurmu?”, tanya Rasulullah SAW. “Orang yang mabuk”, jawab Iblis. “Siapa tamumu?”, tanya Rasulullah SAW. “Pencuri”, jawab Iblis. “Siapa utusanmu?”, tanya Rasulullah SAW. “Tukang sihir”, jawab Iblis. “Apa yang menyenangkan pandangan matamu?”, tanya Rasulullah SAW. “Orang yang bersumpah dengan talak”, jawab Iblis. “Siapa kekasihmu?”, tanya Rasulullah SAW. “Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Iblis. “Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?”, tanya Rasulullah SAW. “Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT”, jawab Iblis. “Apa yang membuat hatimu panas?”, tanya Rasulullah SAW. “Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari”, jawab Iblis. “Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?”, tanya Rasulullah SAW. “Sedekah secara rahasia”, jawab Iblis. “Apa yang menjadikan matamu buta?”, tanya Rasulullah SAW. “Shalat diwaktu sahur”, jawab Iblis. “Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?”, tanya Rasulullah SAW. “Memperbanyak shalat berjamaah”, tutur Iblis. “Siapa orang yang paling membahagiakanmu?”, tanya Rasulullah SAW. “Orang yang sengaja meninggalkan shalat”, tutur Iblis. “Siapa yang paling celaka menurut engkau?”, tanya Rasulullah SAW. “Orang-orang yang kikir”, jawab Iblis. “Apa yang paling menyita pekerjaanmu?”, tanya Rasulullah SAW. “Majelis orang-orang alim”, jawab Iblis “Bagaimana cara engkau makan?”, tanya Rasulullah SAW. “Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku”, jawab Iblis. “Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?”, tanya Rasulullah SAW. “Dibawah kuku manusia”, jawab Iblis. “Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?”, Tanya Rasulullah SAW. “Sepuluh macam”, jawab Iblis. “Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?”, tanya Rasulullah SAW. Iblis pun menjawab : “Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah SWT : ‘Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka’. QS.Al-Isra’:64). Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah SWT: ‘Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki’. (QS.Al-Isra’:64). Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya Al-Qur’an, maka syair adalah Al-Qur’anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku. Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah maksud firman Allah SWT : ‘Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya’. (QS.Al-Isra’:27) “. Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, “Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu”. Lalu Iblis berkata lagi, “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku. ‘Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta’. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat”. Iblis melanjutkan lagi, “Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya’. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya”. Iblis melanjutkan lagi, “Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, ‘Keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya”. Iblis melanjutkan lagi, “Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat Syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya’. Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Allah. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap mahluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya”. Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah SWT : “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh Tuhanmu’. (QS.Hud:118-119). Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : “Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”. (QS.Al-Ahzab:38). Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, “Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga”. Iblis menjawab, “Wahai Rasulullah, Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga, Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka. Saya adalah mahluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya “. Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Zhahir dan Bathin Dan semoga Shalawat dan Salam sejahtera tetap diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan para Nabi. —————————————— Dikutip dari Syajaratul Kaun, doktrin tentang pribadi manusia pilihan, Muhammad SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Ath-Tha’i Al-Andalusia), 17 Ramadhan 560 H – 22 Rabi’uts-Tsani 638 H Semoga bermanfaat buat kita semua, para pengikut Rasulullah SAW, manusia pilihan, tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga. Semoga pula kita diberikan-Nya kemampuan dan ketebalan iman untuk mengiktu Al-Qur’an & Al-Hadits, kemudian dihari berbangkit nanti oleh Allah SWT, kita digolongkan didalam barisan dan kelompoknya Nabi Muhammad SAW. Amin. Akhirul kalam, afwan jika ada kekeliruan dan apabila menjadikan kurang berkenan DENGAN SENI HIDUP AKAN MENJADI INDAH DENGAN ILMU HIDUP AKAN MENJADI MUDAH DENGAN IMAN HIDUP AKAN MENJADI TERARAH Sabtu, 18 Juni 2011 Isra’ Mi’raj Dan Kadar Keimanan Isra’ Mi’raj Dan Kadar Keimanan سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat ”.( Q.S. Al-Isra’:1). Saat ini kita sudah berada di bulan Rajab tahun 1432 H. Apabila bulan Rajab tiba, kenangan ummat islam biasanya tertuju kepada suatu peristiwa besar yang pernah terjadi dalam sejarah islam, yaitu Isra’ dan Mi’raj. Sebab, menurut catatan ahli sejarah pada bulan Rajab inilah Nabi Muhammad di perjalankan Allah melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj, dan menurut pendapat yang masyhur peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun kesebelas dari diangkatnya Nabi Muhammad menjadi Rasul. Isra’ artinya, Allah memperjalankan Nabi Muhammad pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Mi’raj artinya, Allah menaikkan Nabi Muhammad ke luar angkasa sampai kepada batas yang sampai hari ini tidak terukur jaraknya. Dalam menyikapi peristiwa Isra’ dan Mi’raj tersebut, masyarakat Makkah pada waktu itu terbagi kepada tiga kelompok. Pertama: Kelompok orang-orang yang tidak percaya sama-sekali terhadap peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad. Kedua: Kelompok orang-orang yang ragu-ragu akan kebenaran peristiwa tersebut. Ketiga: Kelompok orang yang benar-benar percaya dan tidak meragukan sama-sekali tentang peristiwa tersebut. Adapun kelompok orang-orang yang tidak percaya sama-sekali, adalah orang-orang yang kafir terhadap ajaran agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW, mereka adalah Abu Lahab dan kelompoknya. Tidak percayanya mereka akan cerita tentang Isra’ dan Mi’raj tersebut, disebabkan landasan penilaian mereka adalah logika semata, dengan membandingkan pengalaman mereka bahwa untuk menempuh perjalanan Makkah ke Baitul Maqdis/Palistina saat itu memakan waktu berbulan-bulan. Maka menurut mereka, sangat tidak masuk akal kalau Nabi Muhammad menempuhnya hanya dalam waktu tidak sampai satu malam, apalagi mereka mendengar cerita Nabi Muhammad, bahwa beliau sampai naik ke langit, semakin tidak masuk akal bagi mereka. Dengan mendengar cerita Isra’ dan Mi’raj tersebut, mereka semakin mengejek Nabi Muhammad, bahkan mereka mengatakan Muhammad memang sudah gila. Adapun kelompok orang yang ragu-ragu akan kebenaran peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu adalah mereka-mereka yang sudah memeluk islam, namun masih tipis kadar keimanannya kepada Allah, sehingga timbul keragu-raguan di hati mereka, bahkan ada diantara mereka menjadi murtad. Adapun kelompok orang yang benar-benar percaya adalah Abu Bakar dan mereka-mereka yang sudah kuat imannya kepada Allah. Abu Bakar contohnya, pada saat disampaikan berita kepadanya bahwa temannya yang bernama Muhammad tadi malam mengalami peristiwa Isra’ dan Mi’raj, dan ditanyakan tentang pendapatnya, Abu Bakar bertanya kepada pembawa berita; apa benar Muhammad yang mengatakannya?. Benar dia yang mengatakannya, jawab yang membawa berita. Setelah mendengar jawaban tersebut Abu Bakar berkata; Kalau memang Muhammad yang mengatakannya sungguh aku mempercayainya. Dari tiga kelompok masyarakat yang menyikapi peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu, nampak jelas perbedaan landasan dari masing-masing kelompok tersebut. Abu Lahab dan teman-temannya hanya melandasi penilaiannya dengan logika semata, sebab itu tentu tidak ada sedikitpun celah yang terbuka bagi mereka untuk percaya kepada cerita Nabi Muhammad tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj tersebut, ditambah lagi dengan bibit-bibit kebencian yang memang sudah bersarang di hati mereka kepada Nabi Muhammad sejak Nabi Muhammad memulai dakwahnya. Oleh sebab itu meraka tidak percaya bahkan mengejek Nabi Muhammad sebagai orang gila. Adapun mereka yang ragu-ragu, terombang-ambing dalam kebingungan, apakah tetap dalam islam atau kembali kepada keyakinan yang lama. Adapun Abu Bakar beserta ummat islam yang sudah teguh keyakinannya, benar-benar mempercayai bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu benar terjadi, sebab landasan berpikir mereka tidak di dasarkan kepada logika semata, tapi disertai dengan iman kepada Allah. Mereka meyakini bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu adalah atas kehendak Allah, dan apabila Allah berkehendak trntu tidak ada yang sulit bagi Allah. Kesimpulan: 1. Landasan untuk memberikan penilain terhadap sesuatu tidak cukup dengan akal semata, sebab akal punya keterbatasan dalam menilai sesuatu, terlebih lagi dalam kaitan keyakinan dalam beragama, tidak semua ajaran agama bisa dilogikakan, termasuk peristiwa Isra’ dan Mi’raj. 2. Untuk dapat menerima kebenaran peristiwa Isra’ dan Mi’raj iman adalah jawabannya, karena dalam peristiwa tersebut banyak hal yang di luar jangkauan logika, terlebih saat peristiwa itu terjadi teknologi modern sebagai alat transportasi belum ditemukan, apalagi pesawat ulang-alik. Untuk itu, hanya dengan dasar imanlah yang dapat menerima kebenarannya. Adapun dengan kondisi dewasa ini, dimana manusia sudah mampu menjelajah angkasa dengan pesawat yang super canggih, tentu tetap tidak sanggup untuk mengimbangi perjalanan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra’ Mikraj tersebut. Sebab, lapisan langit yang sampai hari ini manusia belum mampu untuk membuka seluruh tabir rahasianya, namun Nabi Muhammad dengan pengalaman Isra’Mi’raj-nya dan dengan kehendak Allah telah melalui itu semua. 3. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah merupakan sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan sekaligus sebagai upaya pen-seleksian terhadap keimanan ummat islam pada saat itu, sebab Allah membuat sekenario dimana ummat islam akan diperintahkan meninggalkan kampung halaman untuk berhijrah menuju Madinah (dalam catatan sejarah perintah hijrah adalah pada tahun ke tigabelas setelah kenabian). Untuk itu dibutuhkan kekuatan iman, sebab akan berpisah dengan sanak keluarga yang dikasihi, kampung halaman yang dibanggakan, harta yang dimiliki, untuk menuju tempat yang belum ada jaminan prospek kehidupan di sana. Benarlah pendapat orang yang mengatakan, sangat tepat kalau Nabi Muhammad memilih abu Bakar untuk menemaninya saat berhijrah ke Madinah, sebab iman Abu Bakar tidak diragukan lagi dan salah satu standart dasar penilaiannya adalah sikap Abu Bakar yang begitu mantap tanpa ada keraguan sedikitpun untuk membenarkan peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang terjadi, disamping itu Abu Bakar adalah satu diantara orang yang pertama-tama memeluk islam. 4. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj dapat menjadi motivasi bagi manusia untuk melakukan penelitian tentang kemahaagungan Allah dalam menciptakan alam ini. Alam yang diciptakan Allah ini sangat luas. Walaupun manusia melalui ilmu pengetahuan moderen sudah mampu melejit keluar dari orbit bumi untuk melakukan penelitian terhadap benda-benda angkasa dan sudah banyak hasil yang ditemukan, namun apa yang dicapai manuia saat ini belum seberapanya dibandingkan masih banyaknya rahasia kebesaran Allah di alam jagat raya ini dari benda-benda angkasa yang belum terpecahkan. Terbukti sampai saat ini, masih banyak benda-benda angkasa yang belum mampu terdeteksi tentang hakikat keberadaannya. Bagi orang-orang yang beriman tentunya hal ini akan menambah kekuatan imannya kepada Allah, dan bagi yang belum beriman diharapkan pintu hidayah terbuka baginya lewat mengadakan kajian-kajian ilmiah dari ciptaan Allah, baik yang ada di bumi ini maupun di luar angkasa. Oleh sebab itu jangan pernah berhenti untuk berpikir dan mengkaji tantang alam ciptaan Allah agar kita dapat merasakan keagungan Allah dalam ciptaannya. 5. Mempercayai kebenaran peristiwa Isra’ dan Mi’raj merupakan salah satu indikasi bahwa kadar keimanan seseorang tergolong baik. Semoga kita mampu mengambil hikmah dari peristia Isra’ dan Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW. Total 7124502 Memahami Isro’dan Mi’raj dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Rabu, 29 Juni 2011 19:28 Sejak kecil, sebagai santri di desa, saya sering mendengar kisah isro’dan mi’raj. Pada setiap bulan Rajab, di mana-mana diselenggarakan peringatan peristiwa besar dan suci itu. Para mubaligh yang berceramah, selalu menjelaskan tentang hikmah yang dikandung oleh peristiwa itu. Dari waktu ke waktu, setiap mengikuti uraian peristiwa itu, yang dianggap paling penting adalah perintah menjalankan shalat lima waktu yang harus dilakukan oleh kaum muslimin secara disiplin dan istiqomah. Selain itu, keterangan tentang isro’dan mi’raj juga saya dapatkan dari buku-buku yang ditulis oleh berbagai pengarang. Buku-buku dimaksud biasanya membahas berbagai pendapat tentang perjalanan mulia itu. Misalnya, menyangkut apakah perjalanan itu dilakukan secara sempurna, yaitu ruh dengan jasad nabi sekaligus, ataukah hanya ruh nabi saja bersama Malaikat Jibril, menghadap Tuhan di Sidratil Muntaha. Berkali-kali saya mendengar uraian isra dan mi’raj dan juga membaca berbagai buku yang berisi tentang kisah itu, namun tidak pernah merasa bosan. Peristiwa isra dan mi’raj sejak awal sudah dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang aneh, berada di luar kebiasaan, dan kemampuan yang dimiliki oleh manusia biasa. Selain itu, juga banyak pelajaran yang bisa ditangkap dari mendengarkan dan membaca kisah peristiwa isro dan mi’raj itu. Dari akumulasi informasi yang saya dapatkan, sejak pengangkatan Muhammad sebagai rasul, peristiwa isra’ dan mi’raj, hingga perjuangan nabi dalam membangun masyarakat Islam, saya mendapatkan pemahaman tentang kehidupan nabi sebagai utusan Allah, terasa mirip dengan kerja para ilmuwan. Peristiwa itu dimulai dari pengenalan tentang konsep baik menyangkut tentang Tuhan, manusia, dan alam. Selain itu, juga diperkenalkan konsep lainnya tentang kehidupan dunia, akherat, surga, neraka, alam jin, malaikat, ruh, dan lain-lain. Konsep-konsep tersebut disampaikan melalui ayat-ayat al al Qurán dan juga hadits qudsi. Konsep tentang Tuhan, manusia, alam, jin, malaikat, surga, neraka dan lain-lain itu disampaikan, dengan berbagai cara, kisah-kisah, dan gambaran tentang fenomena yang bisa dilihat dan diamati sediri oleh nabi ketika itu. Menyangkut pengetahuan tentang alam misalnya, nabi diperintah untuk melihat keadaan bumi yang terhampar, gunung, dan juga berbagai jenis binatang, mulai dari jenisnya, hingga berbagai cara berjalannya. Setelah pengetahuan yang didapatkan lewat wahyu dan hadits qudsi itu cukup jumlahnya, maka nabi diperjalankan oleh Allah untuk melihatnya secara langsung. Nabi ditunjukkan tentang luasnya bumi ini, aneka ragam penduduk dan keadaannya, hingga berbagai jenis peristiwa yang tidak pernah dilihat, misalnya tentang langit lapis tujuh, kehidupan kembali setelah mati, berbagai peristiwa di surga dan di neraka, dan lain-lain, semuanya ditunjukkan oleh Tuhan sendiri melalui isra’dan mi’raj itu. Dalam peristiwa isro’ dan mi’raj, nabi diberi kesempatan melihat sendiri berbagai peristiwa dan keadaan yang sebelumnya disampaikan melalui ayat-ayat al Qurám berupa konsep, kisah, dan penjelasan lainnya. Selanjutnya, melalui isro’dan mi’raj, nabi dikaruniai oleh Allah kesempatan untuk menyaksikan langsung apa saja yang diwahyukan sebelumnya itu.Melalui isro’dan mi’raj, nabi dipertemukan dengan beberapa rasul, seperti Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Isa, dan lain-lain yang dikenal sudah meninggal terlebih dahulu. Maka artinya, nabi menjadi tahu, lewat mata kepalanya sendiri, bahwa orang yang sudah lama meninggal, ternyata benar bisa hidup kembali di alam lain. Selain itu, masih banyak lagi pembuktian lainnya. Bahwa sebelumnya, nabi mendapat informasi tentang langit berlapis tujuh, maka melalui isro’dan mi’raj, utusan Allah ini dipersilahkan untuk menyaksikan langsung keadaan itu. Demikian pula, tatkala sebelumnya, melalui kitab suci al Qurán diberi penjelasan tentang adanya surga dan neraka, maka pada peristiwa isro’dan mi’raj, nabi ditunjuki secara langsung apa yang disebut dengan tempat yang membahagiakan dengan tempat yang penuh dengan siksa itu. Dengan demikian, menurut gambaran saya, peristiwa isra’dan mi’raj adalah sebuah tahap verifikasi atau pembuktian terhadap apa saja yang diterima oleh nabi sebelumnya, melalui kitab suci dan hadits-hadits qudsi. Dari observasi hingga mendapatkan pengetahuan langsung itulah, maka keimanan nabi menjadi sangat kokoh, hingga diperintah apapun, —-termasuk perintah shalat sebanyak 50 kali sehari semalam, langsung diterimanya. Namun atas peringatan dari sesama rasul pendahulunya, agar Nabi Muhammad memohon keringanan, hingga akhirnya perintah shalat itu tinggal 5 kali dalam sehari semalam. Cara kerja ilmiah, bisa kita bayangkan mirip dengan proses jalan kehidupan nabi Muhammad. Kerja ilmiah diawali dari membangun konsep-konsep, dan kemudian dilanjutkan dengan observasi, baik di lapangan atau di laboratorium. Kegiatan observasi itu akan menghasilkan pengetahuan yang lebih pasti, yang dalam dunia ilmu pengetahuan disebut dengan teori. Orang mempercayai terhadap teori yang dibangun, karena telah dibuktikan di lapangan dan atau di laboratorium. Selanjutnya atas dasar kepercayaannya itu, maka seseorang akan membela, mempertahankan, dan menjalankannya dengan sepenuh hati. Demikian pula, Nabi setelah mengetahui secara langsung berbagai peristiwa gaib itu, maka diperintah apa saja,——– termasuk perintah shalat 50 kali sehari semalam diterima dan akan dilaksanakan. Berangkat dari pandangan itu, maka saya membayangkan, bahwa andaikan para pelajar atau mahasiswa tatkala belajar ilmu fisika, biologi, kimia, sosiologi, psikologi, sejarah, antropologi dan lain-lain, berhasil sampai pada keyakinan yang kokoh tentang ciptaan Allah, hingga melahirkan kekaguman yang luar biasa, dan akhirnya secara spontan mengantarkannya untuk bertasbih, sebagai pertanda sampai pada puncak keyakinan terhadap Ketuhanan, maka kerja ilmiah mirip halnya dengan mi’raj. Melakukan kajian secara ilmiah, akan melahirkan pemahaman, kesadaran, dan ketaatan terhadap Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Maka itulah sebabnya, manusia ulul albaab selain diperintah untuk selalu berdzikir juga agar senantiasa berpikir tentang ciptaan Allah baik yang ada di langit maupun di bumi. Sayangnya kegiatan mempelajari alam selama ini, belum dikaitkan dengan perintah Tuhan sebagaimana yang diajarkan dalam kitab suci-Nya. Bahkan pendidikan di Indonesia selama ini, ayat-ayat kawniyah diajarkan kepada para siswa, hanya sebatas dimaksudkan untuk lulus ujian nasional, dan belum sampai dijadikan sebagai upaya menumbuhkan keimanan seseorang. Mestinya, ketika seseorang mempelajari alam, ——fisika, biologi, kimia, sosiologi, sejarah dan lain-lain, maka kegiatan itu harus diposisikan sebagai cara mengenal diri, alam, dan sekaligus Tuhannya. Dengan begitu, kegiatan mengkaji ilmu pengetahuan secara ilmiah, akan mirip dengan apa yang dialami oleh Nabi Muhammad tatkala melakukan isro’dan mi’raj, hingga berhasil melahirkan manusia berkualitas, yaitu manusia yang mengenal dirinya, dan juga Tuhannya. Wallahu a’lam. Menyibak Makna Spiritual Isra’ Mi’raj Posted on Mei 20, 2011 by ahmadriyadhmz| 1 Komentar Peristiwa Isra Mi’raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sangat dramatik dan fantastik. Dalam tempo singkat-kurang dari semalam (minal lail)-tetapi Nabi berhasil menembus lapisan-lapisan spiritual yang amat jauh bahkan hingga ke puncak (Sidratil Muntaha). Walaupun terjadi dalam sekejap, tetapi memori Rasulullah SAW berhasil menyalin pengalaman spiritual yang amat padat di sana. Kalau dikumpulkan seluruh hadis Isra Mi’raj (baik sahih maupun tidak), maka tidak cukup sehari-semalam untuk menceritakannya. Mulai dari perjalanan horizontalnya (ke Masjid Aqsha) sampai perjalanan vertikalnya (ke Sidratil Muntaha). Pengalaman dan pemandangan dari langit pertama hingga langit ketujuh dan sampai ke puncak Sidratil Muntaha. Ada pertanyaan yang mengusik. Mengapa Allah SWT memperjalankan hambanya di malam hari (lailan), bukan di siang hari (naharan)? “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS al-Isra [17]: 1). Dalam bahasa Arab kata lailah mempunyai beberapa makna. Ada makna literal berarti malam, lawan dari siang. Ada makna alegoris (majaz) seperti gelap atau kegelapan, kesunyian, keheningan, dan kesyahduan; serta ada makna anagogis (spiritual) seperti kekhusyukan (khusyu’), kepasrahan (tawakkal), kedekatan (taqarrub) kepada Allah. Dalam syair-syair klasik Arab, ungkapan lailah lebih banyak digunakan makna alegoris ketimbang makna literalnya. Seperti ungkapan syair seorang pengantin baru: “Ya lalila thul, ya shubhi qif” (wahai malam bertambah panjanglah, wahai Subuh berhentilah). Kata lailah di dalam bait itu berarti kesyahduan, keindahan, kenikmatan, dan kehangatan; sebagaimana dirasakan oleh para pengantin baru yang menyesali pendeknya malam. Di dalam syair-syair sufistik orang bijak (hukama) juga lebih banyak menekankan makna anagogis kata lailah. Para sufi lebih banyak menghabiskan waktu malamnya untuk mendaki (taraqqi) menuju Tuhan. Mereka berterima kasih kepada lailah (malam) yang selalu menemani kesendirian mereka. Perhatikan ungkapan Imam Syafii: Man thalabal ula syahiral layali (barangsiapa yang mendambakan martabat utama banyaklah berjaga di waktu malam), bukan sekadar berjaga. Kata al-layali di sini berarti keakraban dan kerinduan antara hamba dan Tuhannya. Arti lailah dalam ayat pertama surah al-Isra di atas menunjukkan makna anagogis, yang lebih menekankan aspek kekuatan spiritual malam (the power of night). Kekuatan emosional-spiritual malam hari yang dialami Rasulullah, dipicu oleh suasana sedih yang sangat mendalam, karena sang istri, Khadijah, dan sekaligus pelindungnya telah pergi untuk selama-lamanya. Rasulullah memanfaatkan suasana duka di malam hari sebagai kekuatan untuk bermunajat kepada Allah SWT. Kesedihan dan kepasrahan yang begitu memuncak membawa Rasulullah menembus batas-batas spiritual tertentu, bahkan sampai pada jenjang puncak yang bernama Sidratil Muntaha. Di sanalah Rasulullah di-install (diisi) dengan spirit luar biasa sehingga malaikat Jibril sebagai panglima para malaikat juga tidak sanggup menembus puncak batas spiritual tersebut. Kehebatan malam hari juga digambarkan Tuhan di dalam Alquran: “Dan pada sebahagian malam hari shalat Tahajudlah kalian sebagai suatu ibadah tambahan bagi kalian: mudah-mudahan Tuhan kalian mengangkat kalian ke tempat yang terpuji. (QS al-Isra [17]: 79). “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS al-Dzariyat [51]: 17). Kata lailah dalam ketiga ayat di atas, mengisyaratkan malam sebagai rahasia untuk mencapai ketinggian dan martabat utama di sisi Allah SWT di malam hari. Ayat pertama (QS al-’Alaq [96]: 1-5) di turunkan di malam hari, ayat-ayat tersebut sekaligus menandai pelantikan Muhammad SAW sebagai Nabi di malam hari. Tidak lama kemudian turun ayat dalam surah Al-Muddatstsir yang menandai pelantikan Nabi Muhammad, sekaligus sebagai Rasul menurut kalangan ulama ‘Ulumul Qur’an. Peristiwa Isra dan Mi’raj, ketika seorang hamba mencapai puncak maksimum (sudrah al-muntaha) juga terjadi di malam hari. Yang tidak kalah pentingnya ialah lailah al-qadr khair min alf syahr (malam lailatul qadr lebih mulia dari seribu bulan), bukannya siang hari Ramadlan (nahar al-qadr). Kecerdasan Surah al-Isra [17] diapit oleh dua surah yang serasi yaitu al-Nahl [16] dan al-Kahfi [18]. Surah al-Nahl dianggap simbol kecerdasan intelektual, karena berkaitan dengan dunia keilmuan (kisah lebah). Surah al-Kahfi sebagai simbol surah kecerdasan spiritual, karena berkaitan dengan cerita keyakinan dan spiritualitas (kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa, Ashabul Kahfi dan Dzulqarnain). Sedangkan surah Al-Isra sering dijadikan sebagai simbol kecerdasan emosional, karena di dalamnya diceritakan pengaruh kematangan emosional dan prestasi puncak seorang hamba. Itulah sebabnya, ketiga surah yang menempati pertengahan juz Alquran disebut dengan surah tiga serangkai, yaitu surah IQ, EQ, SQ. Keutamaan di malam hari, juga banyak membuat anak manusia menjadi lebih sadar (insyaf) dari perbuatan masa lalu yang kelam dan hitam. Malam hari banyak menumpahkan air mata tobat para hamba yang menyadari akan kesalahannya. Malam hari paling tepat untuk dijadikan momentum menentukan cita-cita luhur. Mungkin inilah salah satu keistimewaan pondok pesantren yang memanfaatkan malam hari untuk memperbaiki akhlak dan budi pekerti santrinya. Sementara di sekolah-sekolah umum, jarang sekali memanfaatkan malam hari untuk pembinaan budi pekerti. Padahal, Allah sudah mengisyaratkan bahwa pada umumnya shalat itu ditempatkan di malam hari. Hanya shalat Zhuhur dan Ashar di siang hari, selebihnya di malam hari (shalat Maghrib, Isya, Tahajjud, Witir, Tarawih, Fajr, Subuh). Ini isyarat bahwa pendekatan pribadi secara khusus kepada Tuhan lebih utama di malam hari. Sebenarnya peristiwa Isra-Mi’raj mempunyai dua macam peristiwa. Pertama, perjalanan horizontal dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha. Dan kedua, perjalanan vertikal dari Masjid Aqsha ke Sidratil Muntaha. Perjalanan Isra mungkin masih bisa dideteksi dengan sains dan teknologi, tetapi perjalanan Mi’raj sama sekali di luar kemampuan otak pikiran manusia. Perjalanan Mi’raj ini, juga masih diperdebatkan banyak ulama, apakah dengan fisik dan roh Rasulullah atau hanya rohaninya saja. Mayoritas ulama Suni memahami bahwa yang diperjalankan Tuhan ke Sidratil Muntaha ialah Nabi Muhammad SAW secara utuh, lahir dan batin. Sementara pendapat lain memahami hanya rohaninya saja. Yang pasti, perjalanan singkat itu berhasil merekam berbagai pemandangan spiritual bagi Rasulullah SAW, dan hendaknya bisa dijadikan pelajaran dan hikmah bagi umat Islam. Sebab, perjalanan malam hari itu, telah membangkitkan semangat baru Rasulullah dalam menyebarkan dakwah Islam. Filed under: Uncategorized | Leave a comment » * KALENDER * Mei 2023 S S R K J S M 1234567 891011121314 15161718192021 22232425262728 293031 « Apr * BLOGROLL * WordPress.com * WordPress.org Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. WP Designer. * Ikuti Mengikuti * Ghufron Syamsudin Daftarkan saya * Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang. * * Ghufron Syamsudin * Sesuaikan * Ikuti Mengikuti * Daftar * Masuk * Laporkan isi ini * Lihat situs dalam Pembaca * Kelola langganan * Ciutkan bilah ini Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie