ghufronsyamsudin.wordpress.com Open in urlscan Pro
192.0.78.13  Public Scan

Submitted URL: http://ghufronsyamsudin.wordpress.com/
Effective URL: https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/
Submission: On May 03 via api from US — Scanned from US

Form analysis 3 forms found in the DOM

GET https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/

<form method="get" id="searchform" action="https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/">
  <div>
    <input type="text" value="" name="s" id="s">
    <input type="submit" id="searchsubmit" value="Cari">
  </div>
</form>

POST https://subscribe.wordpress.com

<form method="post" action="https://subscribe.wordpress.com" accept-charset="utf-8" style="display: none;">
  <div>
    <input type="email" name="email" placeholder="Masukkan alamat email Anda" class="actnbr-email-field" aria-label="Masukkan alamat email Anda">
  </div>
  <input type="hidden" name="action" value="subscribe">
  <input type="hidden" name="blog_id" value="2900965">
  <input type="hidden" name="source" value="https://ghufronsyamsudin.wordpress.com/">
  <input type="hidden" name="sub-type" value="actionbar-follow">
  <input type="hidden" id="_wpnonce" name="_wpnonce" value="6700675394">
  <div class="actnbr-button-wrap">
    <button type="submit" value="Daftarkan saya"> Daftarkan saya </button>
  </div>
</form>

POST

<form method="post">
  <input type="submit" value="Tutup dan terima" class="accept"> Privasi &amp; Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka. <br> Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara
  mengontrol cookie, lihat di sini: <a href="https://automattic.com/cookies/" rel="nofollow">
			Kebijakan Cookie		</a>
</form>

Text Content

 * Beranda
 * Tentang Ghufrons
 * XAMPP


GHUFRON SYAMSUDIN

Entries RSS | Comments RSS

   
   


 * PAGES
   
   * Tentang Ghufrons
   * XAMPP


 * KATEGORI
   
   * Kategori
     * Uncategorized (3)
     * Ziarah (1)


 * ARSIP
   
   * April 2014
   * Agustus 2013
   * Januari 2012


FLOW PRODUKSI

Posted on 21 April 2014 by ghufronsyamsudin

FLOW PROSES PRODUKSI PADA PABRIK DAN PERANAN PPIC TERHADAP TERJADINYA PROSES
PRODUKSI

Pertama kita lihat terlebih dahulu permintaan pasar atau konsumen . Yang dalam
hal ini marketing lah yang mendapatkan tugas ini. Kemudian setelah marketing
mengumpulkan data permintaan konsumen, sang marketing tersebut mengajukan data
tersebut ke departemen PPIC yang dalam hal ini bertugas sebagai perencana pada
terjadinya proses produksi. PPIC disini sangat mempengaruhi proses terjadinya
produksi, PPIC dari mulai penyediaan blak part / bahan mentah hingga mendelivery
/ mengirim finish part / barang jadi ke pada konsumen. Di sini saya akan lebih
menitik beratkan tugas-tugas dari PPIC yang mendukung terjadinya proses
produksi. Berikut adalah flow proses produksi pada pabrik dan peranan PPIC dalam
terjadinya proses produksi tersebut. 1. PPIC menerima blank part dari vendor /
supplayer kemudian menghitung quantity / jumlah dari barang yang dikirim oleh
supplayer tersebut. Yang selanjutnya dilakukan pengecekan kualitas oleh
departemen quality control. Apakah barang itu layak / ok untuk di produksi. 2.
Setelah barang mentah / blank part dinyatakan ok oleh departemen quality
control. Selanjutnya PPIC merekap kembali quantity blank part ok tersebut.
Setelah semua selesai selanjutnya. 3. PPIC mendelivery / mengirim blank part
tersebut ke departemen produksi yang selanjutnya akan diproses oleh departemen
produksi. 4. PPIC disini yang bertindak sebagai perencana target yang di buat
oleh departemen produksi. 5. Dan juga sebagai pembantu atau pendukung dari
terjadinya proses produksi. Seperti mmpersiapkan stock penyediaan blak part,
ketika blank part tersebut hilang / rusak / NG yang disbabkan oleh proses
produksi 6. Setelah blank part selesai di produksi, kemudian departemen quality
control melakukan pengecekan terhadap barang / part yang telah selesai di
produksi oleh departemen produksi. Apakah barang /part tersebut OK atau NG. 7.
Setelah barang / part dinyatakan OK oleh departemen quality control selanjutnya
di packing dan di kirim kembali ke PPIC 8. Disini PPIC kembali bertugas
menghitung quantity / jumlah finish part OK yang di hasilkan oleh departemen
produksi. 9. Setalah semua finish part OK kemudian PPIC kembali merekap quantity
barang yang akan selanjutnya didistribusikan / di delivery kepada konsumen

Sponsored Content

Skip
Ads by


Amazon Hates When You Do This, But They Can't Stop You (Try It Now) Online
Shopping Tools | Sponsored
Buffalo: New Senior Apartments (Take A Look At The Prices) Senior Living |
Sponsored links | Sponsored
Need Dental Implants But Have No Money? Get Dental Implants Done in Turkey
Sponsored Results | Sponsored


Filed under: Uncategorized | Leave a comment »


MITO T970

Posted on 24 Agustus 2013 by ghufronsyamsudin

Review mito t970
Kelemahan
Battrey cepat habis
Jaringan masih edge/2g
Layar kurang jernih
Sering error jika aplikasi yang terpasang banyak

Kelebihan
Layar 9″ cukup lega
Free keyboard plus case yang bisa jadi pelindung
Bisa buat telp dan sms
Ada analog tv yang bisa record dan capture

Filed under: Uncategorized | Leave a comment »


RENCANA ZIARAH WALI 9 2012

Posted on 5 Januari 2012 by ghufronsyamsudin

Karyawan dan karyawati PT. Kapasari Offset akan mengadakan ziarah wali 9 pada
akhr tahun 2012. Untuk pendaftaran silahkan hubungi Bapak Rahmat

Filed under: Ziarah | Leave a comment »


KISAH IBLIS BERTEMU NABI MUHAMMAD SAW

Posted on 5 Januari 2012 by ghufronsyamsudin

Kisah Iblis bertemu Nabi Muhammad SAW
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah :

Kami bersama Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat anshar, dimana saat
itu kami ditengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar,
“Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian
butuh kepadaku”.

Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah, “Apakah kalian tahu, siapa yang
memanggil dari luar itu ?”. Mereka menjawab, “Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya
lebih tahu”.

Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, “ini adalah iblis yang terkutuk -semoga Allah
senantiasa melaknatnya”.

Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, “YA
Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?”. Beliau Nabi SAW
menjawab, “bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk
mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari
Kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab
ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan
dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian.”

Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah
kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia
berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda.
Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping. Sedangkan kepalanya
seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi.
Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.

Ia datang sambil memberi salam. “Assalamu’alaika ya Muhammad, Assalamu’alaikum
ya jamaa’atal-muslimim. ” kata iblis.

Nabi SAW menjawab, “Assalamu lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allah
wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami.
Apa keperluan tersebut wahai iblis?”.

“Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya
datang kesini karena terpaksa”, tutur iblis.

“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?” tanya
Rasulullah SAW.

Iblis menjawab, “Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan
Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah SWT
memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk
yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau
menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu
mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW
dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab
dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan
debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa
senang’.

Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang
diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau
sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang
atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat
bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku”.

Rasulullah SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, “Jika engkau bisa
menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling
engkau benci?”

Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling
aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”

“Lalu siapa lagi yang palimg engkau benci?” tanya Rasulullah SAW.
“Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah
SWT “, jawab iblis.

“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab iblis.

“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar,
kecil, dan najis)”, tutur iblis.

“Siapa lagi?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya
kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya,”
jawab iblis.

“Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?” tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada
mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat
perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,” jelas iblis.

“Lalu siapa lagi wahai iblis?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang kaya yang bersyukur”, tutur iblis.

“Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?” Tanya Rasulullah
SAW.
“Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan
kemudian disalurkan pada tempatnya”, tutur iblis.

“Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?” Tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab iblis.

“Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?” tanya Rasulullah SAW.
“Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka
Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka
saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik
haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan
meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka
bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu
memotong saya menjadi dua,” jawab iblis.



“Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?” tanya Rasulullah SAW.
“Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah
itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia
disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan
menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan
segala bencana dan penyakit,” tutur iblis menjelaskan.

“Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?” tanya Rasulullah SAW.
“Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam
Islam”, tutur iblis.

“Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?” tanya Rasulullah SAW.
“Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya,”
jawab iblis.

“Bagaimana dengan Utsman?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya”, jawab
iblis.

“Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?” tanya Rasulullah SAW.
“Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia
meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah
melakukan hal itu sama sekali” tutur iblis.

“Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan
mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan”, tutur Rasulullah SAW.

“Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa
hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana
engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka
melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan
yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka
dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya,
baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur’an,
yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang
mukhlis (murni),” tutur iblis.

“Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?” Tanya Rasulullah
SAW.

Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni
karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan
dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang
mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi
masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada
kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada
orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa
yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta
kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu saya
memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut
memiliki tujuh puluh ribu setan. Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan
untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada
yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda
bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan
sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda
orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda
orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu
pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun.
Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah
kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta)
yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan
doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak
berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan,
membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah
SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah)
seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : ‘Kafirlah kamu’,
maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ‘sesungguhnya aku cuci tangan
darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam”.
(QS.Al-Hasyr:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya
adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku.
Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam
dan Hawa dengan atas nama Allah, “Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian
berdua’. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan
mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah
penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan
istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali.
Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan
kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut
menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari
anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda
shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya
selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, ‘Masih ada
waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan’
sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya
dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya.
Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari
setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya
masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.



Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke kiri’.
Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya,
kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, ‘engkau telah melakukan
apa yang tidak akan menjadi baik lamanya’.

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya,
Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia
sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintahkan
untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok
benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup
mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya kalungkan rantai dilehernya.
Ketika ia sednag ruku’ saya tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari
ruku’ dan saya turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa
orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari
Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai.

Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas
jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia tidak
termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat.

Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya
sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi
mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga ia semakin
rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat
kepadaku.

Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad, sementara saya memerintah
orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya,
‘Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang
diberi nikmat oleh Allah’. Saya pun berkata kepada orang yang sakit, ‘Tinggalkan
shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban
orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman, ‘…dan
tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit…’ (QS An-Nur:61). Kalau engkau
sudah sembuh baru melakukan shalat. Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir.
Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan
bertemu Allah dengan dimurkai.

Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya
engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai
Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara
saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?”.

Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, “Wahai mahluk yang terkutuk,
siapa teman dudukmu?”.
“Orang-orang yang suka makan riba”, jawab Iblis.

“Lalu siapa teman dekatmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang berzina”, jawab Iblis.

“Siapa teman tidurmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang mabuk”, jawab Iblis.

“Siapa tamumu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Pencuri”, jawab Iblis.

“Siapa utusanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Tukang sihir”, jawab Iblis.

“Apa yang menyenangkan pandangan matamu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang bersumpah dengan talak”, jawab Iblis.

“Siapa kekasihmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Iblis.

“Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?”, tanya
Rasulullah SAW.
“Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT”, jawab Iblis.

“Apa yang membuat hatimu panas?”, tanya Rasulullah SAW.
“Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari”,
jawab Iblis.

“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?”, tanya Rasulullah SAW.
“Sedekah secara rahasia”, jawab Iblis.

“Apa yang menjadikan matamu buta?”, tanya Rasulullah SAW.
“Shalat diwaktu sahur”, jawab Iblis.

“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Memperbanyak shalat berjamaah”, tutur Iblis.

“Siapa orang yang paling membahagiakanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat”, tutur Iblis.

“Siapa yang paling celaka menurut engkau?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang-orang yang kikir”, jawab Iblis.

“Apa yang paling menyita pekerjaanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Majelis orang-orang alim”, jawab Iblis

“Bagaimana cara engkau makan?”, tanya Rasulullah SAW.
“Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku”, jawab Iblis.

“Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?”, tanya
Rasulullah SAW.
“Dibawah kuku manusia”, jawab Iblis.

“Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?”, Tanya Rasulullah
SAW.
“Sepuluh macam”, jawab Iblis.

“Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?”, tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab : “Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan
anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah
mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah SWT :
‘Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah
mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan
belaka’. QS.Al-Isra’:64).



Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya
juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang
tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.

Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika
bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan
anak yang mendengar dan taat kepadaku.

Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang
tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah SWT:
‘Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan
kaki’. (QS.Al-Isra’:64).

Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya
memohon agar saya punya Al-Qur’an, maka syair adalah Al-Qur’anku. Saya memohon
agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku. Saya memohon
kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat
tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka
kelompok Al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.

Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang
menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah
maksud firman Allah SWT : ‘Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya’.
(QS.Al-Isra’:27) “.

Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, “Andaikan tidak setiap apa yang engkau
ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan
membenarkanmu”. Lalu Iblis berkata lagi, “Wahai Muhammad, saya memohon kepada
Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa
melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah
mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara
bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman
kepadaku. ‘Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta’. Akhirnya saya merasa
senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih
banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan
mengikutiku sampai hari Kiamat”.

Iblis melanjutkan lagi, “Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan
kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya’.
Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu sebelum
menjalankan shalat.

Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba
melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya
tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia,
sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan
dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap
ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak
mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib
sedang berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa
mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan
ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya”.

Iblis melanjutkan lagi, “Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang
duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya.
Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu
kemudian berkata kepadanya, ‘Keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan
tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya”.

Iblis melanjutkan lagi, “Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan
sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya
memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan
segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua
kalimat Syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya’.
Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai
Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja.
Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Allah.
Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau
tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau
hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap mahluk-Nya. Sementara
saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh
Allah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang
dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang
celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya”.

Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah SWT : “Jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh
Tuhanmu’. (QS.Hud:118-119).

Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : “Dan adalah
ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”. (QS.Al-Ahzab:38).

Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, “Wahai Abu Murrah (iblis),
apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya
akan menjaminmu masuk surga”.

Iblis menjawab, “Wahai Rasulullah, Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun
telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka
Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para
penduduk Surga, Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah
menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka.
Saya adalah mahluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya
beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya “.



Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Zhahir dan Bathin Dan
semoga Shalawat dan Salam sejahtera tetap diberikan kepada seorang Nabi yang
Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan para Nabi.
——————————————

Dikutip dari Syajaratul Kaun, doktrin tentang pribadi manusia pilihan, Muhammad
SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Abdullah Muhammad
bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Ath-Tha’i Al-Andalusia), 17
Ramadhan 560 H – 22 Rabi’uts-Tsani 638 H

Semoga bermanfaat buat kita semua, para pengikut Rasulullah SAW, manusia
pilihan, tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga. Semoga pula kita
diberikan-Nya kemampuan dan ketebalan iman untuk mengiktu Al-Qur’an & Al-Hadits,
kemudian dihari berbangkit nanti oleh Allah SWT, kita digolongkan didalam
barisan dan kelompoknya Nabi Muhammad SAW. Amin. Akhirul kalam, afwan jika ada
kekeliruan dan apabila menjadikan kurang berkenan

DENGAN SENI HIDUP AKAN MENJADI INDAH DENGAN ILMU HIDUP AKAN MENJADI MUDAH DENGAN
IMAN HIDUP AKAN MENJADI TERARAH
Sabtu, 18 Juni 2011
Isra’ Mi’raj Dan Kadar Keimanan

Isra’ Mi’raj Dan Kadar Keimanan
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى
الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat ”.( Q.S. Al-Isra’:1).
Saat ini kita sudah berada di bulan Rajab tahun 1432 H. Apabila bulan Rajab
tiba, kenangan ummat islam biasanya tertuju kepada suatu peristiwa besar yang
pernah terjadi dalam sejarah islam, yaitu Isra’ dan Mi’raj. Sebab, menurut
catatan ahli sejarah pada bulan Rajab inilah Nabi Muhammad di perjalankan Allah
melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj, dan menurut pendapat yang masyhur peristiwa
itu terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun kesebelas dari diangkatnya Nabi Muhammad
menjadi Rasul.
Isra’ artinya, Allah memperjalankan Nabi Muhammad pada suatu malam dari Masjidil
Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Mi’raj artinya, Allah menaikkan
Nabi Muhammad ke luar angkasa sampai kepada batas yang sampai hari ini tidak
terukur jaraknya.
Dalam menyikapi peristiwa Isra’ dan Mi’raj tersebut, masyarakat Makkah pada
waktu itu terbagi kepada tiga kelompok.
Pertama: Kelompok orang-orang yang tidak percaya sama-sekali terhadap peristiwa
Isra’ dan Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad.
Kedua: Kelompok orang-orang yang ragu-ragu akan kebenaran peristiwa tersebut.
Ketiga: Kelompok orang yang benar-benar percaya dan tidak meragukan sama-sekali
tentang peristiwa tersebut.
Adapun kelompok orang-orang yang tidak percaya sama-sekali, adalah orang-orang
yang kafir terhadap ajaran agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW, mereka adalah
Abu Lahab dan kelompoknya. Tidak percayanya mereka akan cerita tentang Isra’ dan
Mi’raj tersebut, disebabkan landasan penilaian mereka adalah logika semata,
dengan membandingkan pengalaman mereka bahwa untuk menempuh perjalanan Makkah ke
Baitul Maqdis/Palistina saat itu memakan waktu berbulan-bulan. Maka menurut
mereka, sangat tidak masuk akal kalau Nabi Muhammad menempuhnya hanya dalam
waktu tidak sampai satu malam, apalagi mereka mendengar cerita Nabi Muhammad,
bahwa beliau sampai naik ke langit, semakin tidak masuk akal bagi mereka. Dengan
mendengar cerita Isra’ dan Mi’raj tersebut, mereka semakin mengejek Nabi
Muhammad, bahkan mereka mengatakan Muhammad memang sudah gila.
Adapun kelompok orang yang ragu-ragu akan kebenaran peristiwa Isra’ dan Mi’raj
itu adalah mereka-mereka yang sudah memeluk islam, namun masih tipis kadar
keimanannya kepada Allah, sehingga timbul keragu-raguan di hati mereka, bahkan
ada diantara mereka menjadi murtad.
Adapun kelompok orang yang benar-benar percaya adalah Abu Bakar dan
mereka-mereka yang sudah kuat imannya kepada Allah. Abu Bakar contohnya, pada
saat disampaikan berita kepadanya bahwa temannya yang bernama Muhammad tadi
malam mengalami peristiwa Isra’ dan Mi’raj, dan ditanyakan tentang pendapatnya,
Abu Bakar bertanya kepada pembawa berita; apa benar Muhammad yang
mengatakannya?. Benar dia yang mengatakannya, jawab yang membawa berita. Setelah
mendengar jawaban tersebut Abu Bakar berkata; Kalau memang Muhammad yang
mengatakannya sungguh aku mempercayainya.
Dari tiga kelompok masyarakat yang menyikapi peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu,
nampak jelas perbedaan landasan dari masing-masing kelompok tersebut. Abu Lahab
dan teman-temannya hanya melandasi penilaiannya dengan logika semata, sebab itu
tentu tidak ada sedikitpun celah yang terbuka bagi mereka untuk percaya kepada
cerita Nabi Muhammad tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj tersebut, ditambah lagi
dengan bibit-bibit kebencian yang memang sudah bersarang di hati mereka kepada
Nabi Muhammad sejak Nabi Muhammad memulai dakwahnya. Oleh sebab itu meraka tidak
percaya bahkan mengejek Nabi Muhammad sebagai orang gila.
Adapun mereka yang ragu-ragu, terombang-ambing dalam kebingungan, apakah tetap
dalam islam atau kembali kepada keyakinan yang lama.
Adapun Abu Bakar beserta ummat islam yang sudah teguh keyakinannya, benar-benar
mempercayai bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu benar terjadi, sebab landasan
berpikir mereka tidak di dasarkan kepada logika semata, tapi disertai dengan
iman kepada Allah. Mereka meyakini bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu adalah
atas kehendak Allah, dan apabila Allah berkehendak trntu tidak ada yang sulit
bagi Allah.
Kesimpulan:
1. Landasan untuk memberikan penilain terhadap sesuatu tidak cukup dengan akal
semata, sebab akal punya keterbatasan dalam menilai sesuatu, terlebih lagi dalam
kaitan keyakinan dalam beragama, tidak semua ajaran agama bisa dilogikakan,
termasuk peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
2. Untuk dapat menerima kebenaran peristiwa Isra’ dan Mi’raj iman adalah
jawabannya, karena dalam peristiwa tersebut banyak hal yang di luar jangkauan
logika, terlebih saat peristiwa itu terjadi teknologi modern sebagai alat
transportasi belum ditemukan, apalagi pesawat ulang-alik. Untuk itu, hanya
dengan dasar imanlah yang dapat menerima kebenarannya. Adapun dengan kondisi
dewasa ini, dimana manusia sudah mampu menjelajah angkasa dengan pesawat yang
super canggih, tentu tetap tidak sanggup untuk mengimbangi perjalanan Nabi
Muhammad dalam peristiwa Isra’ Mikraj tersebut. Sebab, lapisan langit yang
sampai hari ini manusia belum mampu untuk membuka seluruh tabir rahasianya,
namun Nabi Muhammad dengan pengalaman Isra’Mi’raj-nya dan dengan kehendak Allah
telah melalui itu semua.
3. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah merupakan sebahagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah dan sekaligus sebagai upaya pen-seleksian terhadap keimanan
ummat islam pada saat itu, sebab Allah membuat sekenario dimana ummat islam akan
diperintahkan meninggalkan kampung halaman untuk berhijrah menuju Madinah (dalam
catatan sejarah perintah hijrah adalah pada tahun ke tigabelas setelah
kenabian). Untuk itu dibutuhkan kekuatan iman, sebab akan berpisah dengan sanak
keluarga yang dikasihi, kampung halaman yang dibanggakan, harta yang dimiliki,
untuk menuju tempat yang belum ada jaminan prospek kehidupan di sana. Benarlah
pendapat orang yang mengatakan, sangat tepat kalau Nabi Muhammad memilih abu
Bakar untuk menemaninya saat berhijrah ke Madinah, sebab iman Abu Bakar tidak
diragukan lagi dan salah satu standart dasar penilaiannya adalah sikap Abu Bakar
yang begitu mantap tanpa ada keraguan sedikitpun untuk membenarkan peristiwa
Isra’ dan Mi’raj yang terjadi, disamping itu Abu Bakar adalah satu diantara
orang yang pertama-tama memeluk islam.
4. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj dapat menjadi motivasi bagi manusia untuk
melakukan penelitian tentang kemahaagungan Allah dalam menciptakan alam ini.
Alam yang diciptakan Allah ini sangat luas. Walaupun manusia melalui ilmu
pengetahuan moderen sudah mampu melejit keluar dari orbit bumi untuk melakukan
penelitian terhadap benda-benda angkasa dan sudah banyak hasil yang ditemukan,
namun apa yang dicapai manuia saat ini belum seberapanya dibandingkan masih
banyaknya rahasia kebesaran Allah di alam jagat raya ini dari benda-benda
angkasa yang belum terpecahkan. Terbukti sampai saat ini, masih banyak
benda-benda angkasa yang belum mampu terdeteksi tentang hakikat keberadaannya.
Bagi orang-orang yang beriman tentunya hal ini akan menambah kekuatan imannya
kepada Allah, dan bagi yang belum beriman diharapkan pintu hidayah terbuka
baginya lewat mengadakan kajian-kajian ilmiah dari ciptaan Allah, baik yang ada
di bumi ini maupun di luar angkasa. Oleh sebab itu jangan pernah berhenti untuk
berpikir dan mengkaji tantang alam ciptaan Allah agar kita dapat merasakan
keagungan Allah dalam ciptaannya.
5. Mempercayai kebenaran peristiwa Isra’ dan Mi’raj merupakan salah satu
indikasi bahwa kadar keimanan seseorang tergolong baik.
Semoga kita mampu mengambil hikmah dari peristia Isra’ dan Mi’raj yang dialami
Nabi Muhammad SAW.



Total 7124502
Memahami Isro’dan Mi’raj dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan

Rabu, 29 Juni 2011 19:28

Sejak kecil, sebagai santri di desa, saya sering mendengar kisah isro’dan
mi’raj. Pada setiap bulan Rajab, di mana-mana diselenggarakan peringatan
peristiwa besar dan suci itu. Para mubaligh yang berceramah, selalu menjelaskan
tentang hikmah yang dikandung oleh peristiwa itu. Dari waktu ke waktu, setiap
mengikuti uraian peristiwa itu, yang dianggap paling penting adalah perintah
menjalankan shalat lima waktu yang harus dilakukan oleh kaum muslimin secara
disiplin dan istiqomah.

Selain itu, keterangan tentang isro’dan mi’raj juga saya dapatkan dari buku-buku
yang ditulis oleh berbagai pengarang. Buku-buku dimaksud biasanya membahas
berbagai pendapat tentang perjalanan mulia itu. Misalnya, menyangkut apakah
perjalanan itu dilakukan secara sempurna, yaitu ruh dengan jasad nabi sekaligus,
ataukah hanya ruh nabi saja bersama Malaikat Jibril, menghadap Tuhan di Sidratil
Muntaha.

Berkali-kali saya mendengar uraian isra dan mi’raj dan juga membaca berbagai
buku yang berisi tentang kisah itu, namun tidak pernah merasa bosan. Peristiwa
isra dan mi’raj sejak awal sudah dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang aneh,
berada di luar kebiasaan, dan kemampuan yang dimiliki oleh manusia biasa. Selain
itu, juga banyak pelajaran yang bisa ditangkap dari mendengarkan dan membaca
kisah peristiwa isro dan mi’raj itu.

Dari akumulasi informasi yang saya dapatkan, sejak pengangkatan Muhammad sebagai
rasul, peristiwa isra’ dan mi’raj, hingga perjuangan nabi dalam membangun
masyarakat Islam, saya mendapatkan pemahaman tentang kehidupan nabi sebagai
utusan Allah, terasa mirip dengan kerja para ilmuwan. Peristiwa itu dimulai dari
pengenalan tentang konsep baik menyangkut tentang Tuhan, manusia, dan alam.
Selain itu, juga diperkenalkan konsep lainnya tentang kehidupan dunia, akherat,
surga, neraka, alam jin, malaikat, ruh, dan lain-lain.

Konsep-konsep tersebut disampaikan melalui ayat-ayat al al Qurán dan juga hadits
qudsi. Konsep tentang Tuhan, manusia, alam, jin, malaikat, surga, neraka dan
lain-lain itu disampaikan, dengan berbagai cara, kisah-kisah, dan gambaran
tentang fenomena yang bisa dilihat dan diamati sediri oleh nabi ketika itu.
Menyangkut pengetahuan tentang alam misalnya, nabi diperintah untuk melihat
keadaan bumi yang terhampar, gunung, dan juga berbagai jenis binatang, mulai
dari jenisnya, hingga berbagai cara berjalannya.

Setelah pengetahuan yang didapatkan lewat wahyu dan hadits qudsi itu cukup
jumlahnya, maka nabi diperjalankan oleh Allah untuk melihatnya secara langsung.
Nabi ditunjukkan tentang luasnya bumi ini, aneka ragam penduduk dan keadaannya,
hingga berbagai jenis peristiwa yang tidak pernah dilihat, misalnya tentang
langit lapis tujuh, kehidupan kembali setelah mati, berbagai peristiwa di surga
dan di neraka, dan lain-lain, semuanya ditunjukkan oleh Tuhan sendiri melalui
isra’dan mi’raj itu.

Dalam peristiwa isro’ dan mi’raj, nabi diberi kesempatan melihat sendiri
berbagai peristiwa dan keadaan yang sebelumnya disampaikan melalui ayat-ayat al
Qurám berupa konsep, kisah, dan penjelasan lainnya. Selanjutnya, melalui
isro’dan mi’raj, nabi dikaruniai oleh Allah kesempatan untuk menyaksikan
langsung apa saja yang diwahyukan sebelumnya itu.Melalui isro’dan mi’raj, nabi
dipertemukan dengan beberapa rasul, seperti Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa,
Isa, dan lain-lain yang dikenal sudah meninggal terlebih dahulu. Maka artinya,
nabi menjadi tahu, lewat mata kepalanya sendiri, bahwa orang yang sudah lama
meninggal, ternyata benar bisa hidup kembali di alam lain.

Selain itu, masih banyak lagi pembuktian lainnya. Bahwa sebelumnya, nabi
mendapat informasi tentang langit berlapis tujuh, maka melalui isro’dan mi’raj,
utusan Allah ini dipersilahkan untuk menyaksikan langsung keadaan itu. Demikian
pula, tatkala sebelumnya, melalui kitab suci al Qurán diberi penjelasan tentang
adanya surga dan neraka, maka pada peristiwa isro’dan mi’raj, nabi ditunjuki
secara langsung apa yang disebut dengan tempat yang membahagiakan dengan tempat
yang penuh dengan siksa itu.

Dengan demikian, menurut gambaran saya, peristiwa isra’dan mi’raj adalah sebuah
tahap verifikasi atau pembuktian terhadap apa saja yang diterima oleh nabi
sebelumnya, melalui kitab suci dan hadits-hadits qudsi. Dari observasi hingga
mendapatkan pengetahuan langsung itulah, maka keimanan nabi menjadi sangat
kokoh, hingga diperintah apapun, —-termasuk perintah shalat sebanyak 50 kali
sehari semalam, langsung diterimanya. Namun atas peringatan dari sesama rasul
pendahulunya, agar Nabi Muhammad memohon keringanan, hingga akhirnya perintah
shalat itu tinggal 5 kali dalam sehari semalam.

Cara kerja ilmiah, bisa kita bayangkan mirip dengan proses jalan kehidupan nabi
Muhammad. Kerja ilmiah diawali dari membangun konsep-konsep, dan kemudian
dilanjutkan dengan observasi, baik di lapangan atau di laboratorium. Kegiatan
observasi itu akan menghasilkan pengetahuan yang lebih pasti, yang dalam dunia
ilmu pengetahuan disebut dengan teori. Orang mempercayai terhadap teori yang
dibangun, karena telah dibuktikan di lapangan dan atau di laboratorium.
Selanjutnya atas dasar kepercayaannya itu, maka seseorang akan membela,
mempertahankan, dan menjalankannya dengan sepenuh hati. Demikian pula, Nabi
setelah mengetahui secara langsung berbagai peristiwa gaib itu, maka diperintah
apa saja,——– termasuk perintah shalat 50 kali sehari semalam diterima dan akan
dilaksanakan.

Berangkat dari pandangan itu, maka saya membayangkan, bahwa andaikan para
pelajar atau mahasiswa tatkala belajar ilmu fisika, biologi, kimia, sosiologi,
psikologi, sejarah, antropologi dan lain-lain, berhasil sampai pada keyakinan
yang kokoh tentang ciptaan Allah, hingga melahirkan kekaguman yang luar biasa,
dan akhirnya secara spontan mengantarkannya untuk bertasbih, sebagai pertanda
sampai pada puncak keyakinan terhadap Ketuhanan, maka kerja ilmiah mirip halnya
dengan mi’raj. Melakukan kajian secara ilmiah, akan melahirkan pemahaman,
kesadaran, dan ketaatan terhadap Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Maka
itulah sebabnya, manusia ulul albaab selain diperintah untuk selalu berdzikir
juga agar senantiasa berpikir tentang ciptaan Allah baik yang ada di langit
maupun di bumi.



Sayangnya kegiatan mempelajari alam selama ini, belum dikaitkan dengan perintah
Tuhan sebagaimana yang diajarkan dalam kitab suci-Nya. Bahkan pendidikan di
Indonesia selama ini, ayat-ayat kawniyah diajarkan kepada para siswa, hanya
sebatas dimaksudkan untuk lulus ujian nasional, dan belum sampai dijadikan
sebagai upaya menumbuhkan keimanan seseorang. Mestinya, ketika seseorang
mempelajari alam, ——fisika, biologi, kimia, sosiologi, sejarah dan lain-lain,
maka kegiatan itu harus diposisikan sebagai cara mengenal diri, alam, dan
sekaligus Tuhannya. Dengan begitu, kegiatan mengkaji ilmu pengetahuan secara
ilmiah, akan mirip dengan apa yang dialami oleh Nabi Muhammad tatkala melakukan
isro’dan mi’raj, hingga berhasil melahirkan manusia berkualitas, yaitu manusia
yang mengenal dirinya, dan juga Tuhannya. Wallahu a’lam.

Menyibak Makna Spiritual Isra’ Mi’raj
Posted on Mei 20, 2011 by ahmadriyadhmz| 1 Komentar
Peristiwa Isra Mi’raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjid
Haram ke Masjid Aqsha yang sangat dramatik dan fantastik. Dalam tempo
singkat-kurang dari semalam (minal lail)-tetapi Nabi berhasil menembus
lapisan-lapisan spiritual yang amat jauh bahkan hingga ke puncak (Sidratil
Muntaha).
Walaupun terjadi dalam sekejap, tetapi memori Rasulullah SAW berhasil menyalin
pengalaman spiritual yang amat padat di sana. Kalau dikumpulkan seluruh hadis
Isra Mi’raj (baik sahih maupun tidak), maka tidak cukup sehari-semalam untuk
menceritakannya. Mulai dari perjalanan horizontalnya (ke Masjid Aqsha) sampai
perjalanan vertikalnya (ke Sidratil Muntaha). Pengalaman dan pemandangan dari
langit pertama hingga langit ketujuh dan sampai ke puncak Sidratil Muntaha.
Ada pertanyaan yang mengusik. Mengapa Allah SWT memperjalankan hambanya di malam
hari (lailan), bukan di siang hari (naharan)? “Maha Suci Allah, yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha,
yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian
dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS al-Isra [17]: 1).
Dalam bahasa Arab kata lailah mempunyai beberapa makna. Ada makna literal
berarti malam, lawan dari siang. Ada makna alegoris (majaz) seperti gelap atau
kegelapan, kesunyian, keheningan, dan kesyahduan; serta ada makna anagogis
(spiritual) seperti kekhusyukan (khusyu’), kepasrahan (tawakkal), kedekatan
(taqarrub) kepada Allah.
Dalam syair-syair klasik Arab, ungkapan lailah lebih banyak digunakan makna
alegoris ketimbang makna literalnya. Seperti ungkapan syair seorang pengantin
baru: “Ya lalila thul, ya shubhi qif” (wahai malam bertambah panjanglah, wahai
Subuh berhentilah). Kata lailah di dalam bait itu berarti kesyahduan, keindahan,
kenikmatan, dan kehangatan; sebagaimana dirasakan oleh para pengantin baru yang
menyesali pendeknya malam.
Di dalam syair-syair sufistik orang bijak (hukama) juga lebih banyak menekankan
makna anagogis kata lailah. Para sufi lebih banyak menghabiskan waktu malamnya
untuk mendaki (taraqqi) menuju Tuhan. Mereka berterima kasih kepada lailah
(malam) yang selalu menemani kesendirian mereka. Perhatikan ungkapan Imam
Syafii: Man thalabal ula syahiral layali (barangsiapa yang mendambakan martabat
utama banyaklah berjaga di waktu malam), bukan sekadar berjaga. Kata al-layali
di sini berarti keakraban dan kerinduan antara hamba dan Tuhannya.
Arti lailah dalam ayat pertama surah al-Isra di atas menunjukkan makna anagogis,
yang lebih menekankan aspek kekuatan spiritual malam (the power of night).
Kekuatan emosional-spiritual malam hari yang dialami Rasulullah, dipicu oleh
suasana sedih yang sangat mendalam, karena sang istri, Khadijah, dan sekaligus
pelindungnya telah pergi untuk selama-lamanya. Rasulullah memanfaatkan suasana
duka di malam hari sebagai kekuatan untuk bermunajat kepada Allah SWT.
Kesedihan dan kepasrahan yang begitu memuncak membawa Rasulullah menembus
batas-batas spiritual tertentu, bahkan sampai pada jenjang puncak yang bernama
Sidratil Muntaha. Di sanalah Rasulullah di-install (diisi) dengan spirit luar
biasa sehingga malaikat Jibril sebagai panglima para malaikat juga tidak sanggup
menembus puncak batas spiritual tersebut.
Kehebatan malam hari juga digambarkan Tuhan di dalam Alquran: “Dan pada
sebahagian malam hari shalat Tahajudlah kalian sebagai suatu ibadah tambahan
bagi kalian: mudah-mudahan Tuhan kalian mengangkat kalian ke tempat yang
terpuji. (QS al-Isra [17]: 79).
“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun (kepada Allah).” (QS al-Dzariyat [51]: 17).
Kata lailah dalam ketiga ayat di atas, mengisyaratkan malam sebagai rahasia
untuk mencapai ketinggian dan martabat utama di sisi Allah SWT di malam hari.
Ayat pertama (QS al-’Alaq [96]: 1-5) di turunkan di malam hari, ayat-ayat
tersebut sekaligus menandai pelantikan Muhammad SAW sebagai Nabi di malam hari.
Tidak lama kemudian turun ayat dalam surah Al-Muddatstsir yang menandai
pelantikan Nabi Muhammad, sekaligus sebagai Rasul menurut kalangan ulama ‘Ulumul
Qur’an.
Peristiwa Isra dan Mi’raj, ketika seorang hamba mencapai puncak maksimum (sudrah
al-muntaha) juga terjadi di malam hari. Yang tidak kalah pentingnya ialah lailah
al-qadr khair min alf syahr (malam lailatul qadr lebih mulia dari seribu bulan),
bukannya siang hari Ramadlan (nahar al-qadr).
Kecerdasan
Surah al-Isra [17] diapit oleh dua surah yang serasi yaitu al-Nahl [16] dan
al-Kahfi [18]. Surah al-Nahl dianggap simbol kecerdasan intelektual, karena
berkaitan dengan dunia keilmuan (kisah lebah). Surah al-Kahfi sebagai simbol
surah kecerdasan spiritual, karena berkaitan dengan cerita keyakinan dan
spiritualitas (kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa, Ashabul Kahfi dan Dzulqarnain).
Sedangkan surah Al-Isra sering dijadikan sebagai simbol kecerdasan emosional,
karena di dalamnya diceritakan pengaruh kematangan emosional dan prestasi puncak
seorang hamba. Itulah sebabnya, ketiga surah yang menempati pertengahan juz
Alquran disebut dengan surah tiga serangkai, yaitu surah IQ, EQ, SQ.
Keutamaan di malam hari, juga banyak membuat anak manusia menjadi lebih sadar
(insyaf) dari perbuatan masa lalu yang kelam dan hitam. Malam hari banyak
menumpahkan air mata tobat para hamba yang menyadari akan kesalahannya. Malam
hari paling tepat untuk dijadikan momentum menentukan cita-cita luhur.
Mungkin inilah salah satu keistimewaan pondok pesantren yang memanfaatkan malam
hari untuk memperbaiki akhlak dan budi pekerti santrinya. Sementara di
sekolah-sekolah umum, jarang sekali memanfaatkan malam hari untuk pembinaan budi
pekerti. Padahal, Allah sudah mengisyaratkan bahwa pada umumnya shalat itu
ditempatkan di malam hari. Hanya shalat Zhuhur dan Ashar di siang hari,
selebihnya di malam hari (shalat Maghrib, Isya, Tahajjud, Witir, Tarawih, Fajr,
Subuh). Ini isyarat bahwa pendekatan pribadi secara khusus kepada Tuhan lebih
utama di malam hari.
Sebenarnya peristiwa Isra-Mi’raj mempunyai dua macam peristiwa. Pertama,
perjalanan horizontal dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha. Dan kedua, perjalanan
vertikal dari Masjid Aqsha ke Sidratil Muntaha. Perjalanan Isra mungkin masih
bisa dideteksi dengan sains dan teknologi, tetapi perjalanan Mi’raj sama sekali
di luar kemampuan otak pikiran manusia.
Perjalanan Mi’raj ini, juga masih diperdebatkan banyak ulama, apakah dengan
fisik dan roh Rasulullah atau hanya rohaninya saja. Mayoritas ulama Suni
memahami bahwa yang diperjalankan Tuhan ke Sidratil Muntaha ialah Nabi Muhammad
SAW secara utuh, lahir dan batin. Sementara pendapat lain memahami hanya
rohaninya saja.
Yang pasti, perjalanan singkat itu berhasil merekam berbagai pemandangan
spiritual bagi Rasulullah SAW, dan hendaknya bisa dijadikan pelajaran dan hikmah
bagi umat Islam. Sebab, perjalanan malam hari itu, telah membangkitkan semangat
baru Rasulullah dalam menyebarkan dakwah Islam.



Filed under: Uncategorized | Leave a comment »




 * KALENDER
   
   * Mei 2023 S S R K J S M 1234567 891011121314 15161718192021 22232425262728
     293031  
     
     « Apr    


 * BLOGROLL
   
   * WordPress.com
   * WordPress.org

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. WP Designer.


 * Ikuti Mengikuti
    * Ghufron Syamsudin
      Daftarkan saya
    * Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.

 *  * Ghufron Syamsudin
    * Sesuaikan
    * Ikuti Mengikuti
    * Daftar
    * Masuk
    * Laporkan isi ini
    * Lihat situs dalam Pembaca
    * Kelola langganan
    * Ciutkan bilah ini

Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan
situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini:
Kebijakan Cookie