airlanggahermawan84.wordpress.com Open in urlscan Pro
192.0.78.12  Public Scan

Submitted URL: http://airlanggahermawan84.wordpress.com/
Effective URL: https://airlanggahermawan84.wordpress.com/
Submission: On June 02 via api from US — Scanned from US

Form analysis 3 forms found in the DOM

POST https://subscribe.wordpress.com

<form method="post" action="https://subscribe.wordpress.com" accept-charset="utf-8" style="display: none;">
  <div>
    <input type="email" name="email" placeholder="Enter your email address" class="actnbr-email-field" aria-label="Enter your email address">
  </div>
  <input type="hidden" name="action" value="subscribe">
  <input type="hidden" name="blog_id" value="13941031">
  <input type="hidden" name="source" value="https://airlanggahermawan84.wordpress.com/">
  <input type="hidden" name="sub-type" value="actionbar-follow">
  <input type="hidden" id="_wpnonce" name="_wpnonce" value="461f4c6e21">
  <div class="actnbr-button-wrap">
    <button type="submit" value="Sign me up"> Sign me up </button>
  </div>
</form>

<form id="jp-carousel-comment-form">
  <label for="jp-carousel-comment-form-comment-field" class="screen-reader-text">Write a Comment...</label>
  <textarea name="comment" class="jp-carousel-comment-form-field jp-carousel-comment-form-textarea" id="jp-carousel-comment-form-comment-field" placeholder="Write a Comment..."></textarea>
  <div id="jp-carousel-comment-form-submit-and-info-wrapper">
    <div id="jp-carousel-comment-form-commenting-as">
      <fieldset>
        <label for="jp-carousel-comment-form-email-field">Email (Required)</label>
        <input type="text" name="email" class="jp-carousel-comment-form-field jp-carousel-comment-form-text-field" id="jp-carousel-comment-form-email-field">
      </fieldset>
      <fieldset>
        <label for="jp-carousel-comment-form-author-field">Name (Required)</label>
        <input type="text" name="author" class="jp-carousel-comment-form-field jp-carousel-comment-form-text-field" id="jp-carousel-comment-form-author-field">
      </fieldset>
      <fieldset>
        <label for="jp-carousel-comment-form-url-field">Website</label>
        <input type="text" name="url" class="jp-carousel-comment-form-field jp-carousel-comment-form-text-field" id="jp-carousel-comment-form-url-field">
      </fieldset>
    </div>
    <input type="submit" name="submit" class="jp-carousel-comment-form-button" id="jp-carousel-comment-form-button-submit" value="Post Comment">
  </div>
</form>

POST

<form method="post">
  <input type="submit" value="Close and accept" class="accept"> Privacy &amp; Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use. <br> To find out more, including how to control cookies, see here: <a href="https://automattic.com/cookies/" rel="nofollow">
			Cookie Policy		</a>
</form>

Text Content

AIRLANGGA HERMAWAN'S BLOG

 * Contact
 * About Airlangga Hermawan


"HOPE AND BELIEVE"


ANGKLUNG EINDHOVEN PART I

December 27, 2014



“We are going to perform Angklung at Made in Indonesia in couple of days,
unfortunately we do not have enough people to do the rehearsal” said Desiree.
“So.. how many are we?” A moment of silence, then she answered “4 people
confirmed, well… we need 15…. Please also ask your friend to join us!!!”

At that moment nobody will know we will have our own concert show in an acoustic
hall, artists such as Jamie Cullum, Backstreet boys also perform at the same
building. Nobody thinks that we will travel around Netherland to perform
Angklung. Nobody has the slightest idea we will perform in front of Ambassador
of Indonesia for NL, also we never know that we are part of the performance in
front of the king and queen of Netherlands. This is not a story from zero to
hero.. This is just a story of a group with passion, a street performer goes to
national concert hall…. This is story about us, story about Angklung Eindhoven.

Our first rehearsal ends up in a disastrous moment, most of us do not know basic
music knowledge. They could not count beat. And for me…. “Hey.. where is mi? We
could not hear mi is playing at many bars, who is playing mi?” asked our
conductor, Ida soesanti. I raised my hand and got a private lessons just to make
sure I am playing at the right bar. Although I only played 2 angklungs, but it
was difficult to play… Argh…. The rehearsals goes for straight 2 hours in those
couple of days. Then, the day came, the sport hall waiting for us to
perform(yes, it was sport hall with basket rings on edges). We were too focus
during our performance, we forgot everything but the notes, all things were
empty. Then we heard clapping from the audience. I think we were success at that
time. We were so proud…”Yay!!! We made it guys.. we made it!!!!” Took our first
pics together, and uploaded our first performance to youtube. You may guess it..
After our first performance nobody talked about angklung… ever….!!!! The deal
was one shot that was it…

Sol…..

Later, it was a really cold december…. Whole Eindhoven was covered by the white
and pure snow… I was doing my assignment project when suddenly my phone rang. It
was from Desiree again. She asks me to continue the Angklung project. I said yes
again. Unfortunately, most of us did not join again. Loosing members always a
difficult time for any group. On the other hand we found another new members
ready to join us.

In a half year we performed at the biggest musical event in Eindhoven, and 1,5
years later we made our first concert… The unfolded future not yet revealed… We
were just a bunch of people playing music…

~~(to be continued)~~

nb: You may search some of our performances on
https://www.youtube.com/user/AngklungEindhoven or you can join us. We always
welcome new members

Advertisement



Category:

Musik, Slice of life

Leave a comment


MY LOVELY THESIS – BAGIAN PERTAMA

May 31, 2014



Halo.. ketemu lagi.. kali ini Angga mo cerita tentang thesisnya sewaktu kuliah
di TU/e, Eindhoven, Belanda. Tetapi karena tema ini cukup besar, maka aku
putuskan tuk membaginya jadi beberapa sudut pandang dan bagian. Beberapa waktu
lalu Angga pernah berbagi romantika saat mengerjakan thesis di  “Memori…”.  Yang
lebih menekankan keadaan emosi Angga pada saat mengerjakan thesis.

Kali ini Angga ingin bercerita dari sudut pandang yang lain. Bagian pertama ini
memperkenalkan latar belakang dan beberapa istilah yang digunakan. Bagian kedua
bakal menceritakan kenapa sih doi ini keren.. hehe.. *narsis*

Aku sangat tertarik dengan process mining, yaitu teknik dimana kita bisa
melakukan analisis terhadap business process berdasarkan log event.  Misalkan
saja ada organisasi, contoh Pemda(pemerintahan daerah) mempunyai business
process mengenai perjinan mendirikan bangunan. Business process tersebut terdiri
dari beberapa event, yaitu submit document, verify document, check house,
decision, dan archive. Kejadian-kejadian ini ini akan dicatat oleh komputer
dalam sebuah event log.

Workflow

Dalam dunia sehari-hari diary(catatan harian) merupakan event log, apa yang
telah dilakukan orang tersebut merupakan event. Sedangkan business process
merupakan kumpulan apa-apa yang telah dilakukan oleh orang tersebut. Mudahnya,
process mining merupakan teknik untuk menganalisis buku harian

Supervisor thesisku, yaitu Wil van der Aalst , semacam godfather di bidang ini.
Menurut Google Scholar, Wil adalah salah satu ranking tertinggi computer
scientist di Eropa setelah Andrew Zisserman(saat itu dia adalah yang pertama). 
Itu pendapat masyarakat umum, beda pula pendapat teman-teman:

“He is really picky… really… really picky…and I mean it…”(Santiago, 2013)

“Why you make your life more difficult?” (Manuel, 2013)

“I told  you not to take him as a supervisor. Why Angga?” (Anonymous, 2013)

“Wil van der Aalst?” *orangnya pingsan tiba-tiba pingsan dan keluar busanya..* G
mungkin banget klo yang ini.. Hahaha…!!!

Siang itu aku masuk ke kantor Wil. Dia menanyakan bagian mana yang aku suka
dalam process mining. Aku jawab bahwa aku tertarik untuk bagian performa,
meningkatkan efisiensi di suatu organisasi.

Wil berkata bahwa untuk mengerjakan thesis ini dibutuhkan kemampuan programmnig
yang kuat. Akan tetapi aku lemah dalam pemrograman berorientasi objek. Diberikan
waktu sehari bagiku untuk memikirkan ulang apakah aku ingin melakukannya. Tentu
saja aku menyanggupinya… “Uh-oh… not a smart move Angga.. Welcome to the most
difficult time in your life”.

 

–Bagian pertama selesai–

Category:

Slice of life

Leave a comment


BUDAYA DAN BAHASA

May 26, 2014



“Halo apa kabarnya?”

“Hoe gaat het?

“How are you?”

“Pripun kabere?”

Yup… ini merupakan contoh sederhana saja bagaimana orang menanyakan kabar dalam
berbagai bahasa.  Sebagian besar hidupku kuhabiskan di Jogjakarta, Indonesia.
Besar dan tumbuh di tempat itu membuatku pandai untuk berbicara dalam 2 bahasa,
yaitu: Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia.

Seiring dengan waktu aku mulai belajar Bahasa Inggris yang mempunyai hubungan
yang sangat jauh dari kedua bahasa itu.  Di awal kuliahku mulai belajar Bahasa
Jepang, karena saat itu aku tertarik akan budaya Jepang. Belum selesai belajar
Bahasa Jepang, ternyata aku mendapat kesempatan untuk belajar di negeri Belanda,
sehingga aku juga menyempatkan diriku untuk belajar bahasa Belanda selama
beberapa saat. Disanalah aku juga bertemu dengan banyak orang di penjuru dunia, 
dari Tiongkok, Jerman, Amerika latin, Maroko, dll. Masing-masing mempunyai
bahasa yang unik pula. Kebetulan juga di saat itu pulalah aku merasakan bahwa
aku ingin mempelajari agamaku, yaitu agama Islam, sehingga aku juga berusaha
untuk menguasai bahasa Al-Quran, yaitu Arab Klasik(agak beda ama bahasa Arab
sekarang).

Dari pengalamanku yang telah bertemu banyak orang dan berusaha untuk belajar
berbagai bahasa, aku menemukan pola yang menarik. Misalnya saja kebudayaan Jawa
itu terkenal dengan budaya kesopanannya dan menghargai orang yang tua/ yang
dianggap lebih tua. Sehingga dalam Bahasa Jawa ditemukan pula tingkatan bahasa,
bahasa ngoko, bahasa krama, bahasa krama inggil. Berbeda dengan Bahasa Indonesia
yang latar belakangnya adalah persamaan derajat, sehingga dalam Bahasa Indonesia
tidak mengenal tingkatan.

Tetapi jika aku berbicara dalam Bahasa Indonesia, aku pun masih punya karakter
yang khas, yang tidak setiap orang Indonesia lainnya menggunakannya. Di utara
Jogja terdapat gunung, sehingga dalam memberikan arah jalan bagiku sangat mudah
untuk menggunakan arah mata angin, karena aku sudah terbiasa memetakan secara
spasial.

Di satu sisi aku juga belajar bahasa Asia lainnya, yaitu Bahasa Jepang.
Dibandingkan dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang mempunyai grammar yang
menggunakan kata keterangan waktu untuk membentuk kalimat. Hal ini juga terjadi
di Bahasa Eropa, seperti Belanda atau Inggris. Selama di negara tersebut aku
menyadari bahwa lama hari itu bisa berubah tergantung pada waktunya, misalkan
saja musim panas matahari bisa lebih lama bersinar daripada musim dingin.
Bandingkan dengan Indonesia, Malaysia yang relatif waktu sinar matahari relatif
stabil. Beda banget kan?? Aku melihat negara yang mempunyai 4 musim, cenderung
mempunyai pola bentukan kalimat masa depan, masa lampau.

Selama di Belanda aku juga pernah bekerja sama dengan orang Asia dan Eropa.
Disana aku juga mulai membandingkan… dan memang orang Asia itu lebih supel dan
simpel dibanding orang Belanda (coba aja belajar grammarnya Bahasa Belanda…. ).

Tuk Arab Klasik itu juga istimewa… Pada sekitar tahun 500-an kekuatan dunia
terbagi jadi 2, Romawi di barat, dan Persia di timur, kemudian di tengah-tengah
terdapat jazirah arab. Sebagai super power tentu saja mereka ingin memperluas
kekuasaan mereka. Tetapi mereka tidak pernah sampai ke Saudi Arabia, kenapa?
Mudah aja dulu Bangsa Arab g punya apa-apa cuma padang pasir doang. Jadinya
mereka males tuk kirim prajurit mereka kesana. Yang terjadi bangsa Arab
terisolir, bahasa mereka pun menjadi “suci” tidak terkontaminasi. Akibat dari
gurun sejauh mata memandang, bahasa Arab Klasik pun berkembang menjadi bahasa
yang “kaya”, yang dapat menceritakan ke-5 indera dengan sempurna, sangat-sangat
detail, penuh aturan, dan penuh imajinasi. Sehingga orang yang bisa membuat
puisi pastilah jenius dan diangkat menjadi kepala suku. Orang berkata-kata akan
dikritik hingga ke level  mikro. Dengan “keamanan” bahasa seperti itu Al-Quran
diturunkan secara verbal. Alhasil? Sepengetahuan penulis sampai sekarang belum
ada manusia yang bisa membuat karya dengan Bahasa Arab yang mirip seperti
Al-Quran.



Menurut penulis sebenarnya kalau kita belajar bahasa, kita tidak hanya
mempelajari bahasanya. Tetapi kita bisa belajar bagaimana budaya bisa
mempengaruhi bahasa tersebut, bagaimana alam mempengaruhi bahasa. Ataupun kita
bisa mempelajari bagaimana cara berpikir orang tersebut

Category:

Share uneg-uneg, Slice of life

3 Comments


A PLACE TO CALL HOME

May 20, 2014



It was almost pitch black.. “So many people… and so many vehicle… ”   Traffic
jams were everywhere as far eyes I could see from my office on 23rd floor. Time
showed it was already 17.30, time to go home.

Suddenly the thick cloud turns into rain cats and dogs. I opened my umbrella and
walked home, I saw there were many street vendors, the street was lively as
ever. I heard athan for Maghrib was announced in all places. I visit one of the
street vendors to buy drink to end my fasting.  Then I continued my journey to
go home.  As I open the door I usually have dinner with family and talk about
what we have done today.

Jakarta From Alamanda Tower 23rd Floor

My life is so simple isn’t it? For some people, what I just experienced maybe
just another ordinary day, a so so day, but for me this is priceless. There was
a time where I saw nobody on the street although it is only around 20.00. Most
of the shops are closed by 18.00 When it rains the temperature can drop until 1
C… Yup.. drenched with cold water at that temperature was no joke.

Since I am Moslem, there are mandatory daily prayers I need to perform based on
position of the sun. In Netherlands it is challenging to perform daily prayer,
for example in May the Fajr time at 03.500 and Isha at 23.21. Also, doing
fasting is really challenging, the duration is around 17 hours… (+ you need to
go everywhere by bike)

Shalat Schedule

In the end, the most difficult thing to overcome not the weather, nor the
challenge of praying.  But the moment when you got home there was nobody to talk
to, no smile when you opened the door, just a cold dark room waiting for you.  I
used to live in Netherlands for almost 4 years without family and during that
time I never meet with my family.  It was one of the hardest moment in my life.

I am really grateful that I already return to Indonesia and reunite with my
family. All those places in Europe may be just an ordinary one, but what makes
it special are friends which help me  during those difficult time and because of
you I could  find a place to call home.

To all my friends I just want to say thank you from the bottom of my heart.

Friends and Families.

Category:

Slice of life

Leave a comment


MEMORI…

November 27, 2013



Di ruangan kelas kulihat jelas bahwa jam dinding menunjukkan 21.20… argh..
tinggal 10 menit lagi tapi les bahasa belanda ini tidak selesai jua… Badan sudah
merasa capek dari seharian nge-desain website, pengen aja pulang terus mager.
Disaat itu ada diskusi tentang sesuatu(ya… saking udah malesnya bahkan temanya
pun dah g tau), tiba-tiba aku mendengar kalimat yang sudah lama tidak pernah
kudengar “Ya.. aku tidur 5-6 jam sehari, aku mengorbankan waktu tidurku untuk
masa depanku, aku ingin menjadi lebih baik” Blar…!!!! Bagaikan petir menyambar,
tanganku tiba-tiba memegang wajahku yang tiba-tiba merasakan dinginnya salju
saat itu. Aku berkata kepada diriku sendiri “Ok.. Angga…sekarang ini November
2013, dan bukan Desember 2012.”

Setelah les bahasa belanda selesai, kukayuh sepedaku pulang.. Dinginnya cuaca
saat itu, besarnya butiran salju yang mengenai wajahku, juga suasana Eindhoven
di kala itu terus beterbangan di kepalaku. Saat itu merupakan salah satu masa
yang tak terlupakan dalam hidupku, ya.. apalagi kalau bukan saat mengerjakan
thesis.

Memori… karena kemampuan otak yang pas-pasan, hidupku kuhabiskan di perpustakaan
dari pagi hingga tutupnya perpustakaan alias dari pagi sampe jam 23.00 yup..
.rumahku perpustakaanku….. sampai bisa hapal jadwal jam berapa wc dibersihin,
dan yang bersihin siapa orangnya.. hebat khan…?? *ini penting…klo kebelet udah
tau harus lari kemana..haha *.  Sampe rumah paling tidur 6 jam terus gitu lagi
besoknya… kecuali weekend, masih bisa masak n fitness bentar

Perpustakaan TU Eindhoven

Memori…karena merasa sudah g punya waktu selain untuk thesis, sisa waktunya kudu
dipake se-efisien mungkin. Jadi…. masak sekali buat makan seminggu *yay…*
Gampang banget tuh klo ditanya makan siang laukya apa? Ayam goreng. Makan malam?
Ayam goreng. Besok? Ayam goreng.. Setelah seminggu ganti pola yang baru…
spaghetti.. spaghetti… dst.  Worst case itu klo roti.. roti.. roti.. kuat paling
cuma 3 hari doang.. haha..

Memori.. ada seseorang  yang menawan hatiku.. tetapi oleh karena satu hal… kita
g bisa nglanjutin hubungan kita…

Memori… pulang dari perpustakaan ketika salju turun itu istimewa !!!! Kudu coba
deh.. pulang kan kepala udah pusing, ketika angin bertiup muka kaya dilempar
pasir, apalagi klo turunnya segede jagung.. wuih.. itu bener-bener momen yang
tak terlupakan. Tapi di sisi lain klo turunnya pelan, kaya di film-film gitu,
iya.. film horor… Enggak-enggak becanda… di saat jalanan lengang dihiasi dengan
lampu kota yang bersinar, hampir tidak ada kendaraan, semuanya putih, gumpalan
salju turun perlahan, suasananya romantis banget, tapi mo gimana yah… karena
single malah bikin tambah mellow ketika salju turun gitu. Eh.. lebih tepatnya
sih saat itu “in a complicated relationship with my thesis”

Relationship status(courtesy of phdcomics, taken from 21-1-2011 issue)

Memori…. kadangkala di film ada tokoh nerd yang kerjanya di depan komputer, g
ngurus badan, kamarnya berantakan, brewokan, bau lagi. “Yeah.. been there too”.
Saat itu libur musim natal, perpustakaan tutup akhirnya di rumah cuman di depan
komputer 4 hari mandi, g ngomong/chat ama orang lain, kerjaannya cuma mantengin
program yang penuh dengan bug.



Memori.. karena pikiran dan hati yang capek dengan segala tantangan, aku mulai
memutuskan belajar Al Quran. Mulai dari nol, belajar dari sebab kenapa
diturukannya sebuah ayat(asbabun nuzul), tafsir, dll. Wow…Al Quran itu ternyata
emang keren. Tapi karena dulu merasa sudah tau dan g mau tau, ya g ketemu-ketemu
kerennya dimana

Memori… aku merasa sudah mengorbankan banyak hal demi menyelesaikan thesisku: no
weekend, no social life, no girlfriend. Tapi setiap pulang ke kost aku menemukan
seorang yang bekerja lebih keras lagi, yang membuatku tetap termotivasi (Makasih
Mas Nandra buat contohnya) .

Memori…. *pop*

Pikiranku tersadar, tak terasa sepeda yang kukayuh telah sampai di depan rumah.
Akhirnya kuputuskan “Ok.. sudah cukup dengan nostalgianya”. Kubuka pintu rumah
dan kumasukkan sepedaku. Bagi beberapa orang, Master hanyalah sebuah nama, tidak
lebih dari itu. Bagiku M.Sc adalah sesuatu yang istimewa, bukan dari segi gelar
yang kuterima. Tapi aku merasa menjadi orang yang beruntung karena aku diberikan
kesempatan untuk memetik pelajaran hidup dari proses mendapatkan M.Sc tersebut.
Pahit dan manis perjalanan hidup yang pernah kulalui membentuk Angga menjadi
Angga yang kalian kenal. Aku bersyukur akan hal ini…

Klo ada yang penasaran thesisnya Angga kaya apa bisa klik disini, direct ke
perpustakaan TU Eindhoven:
http://alexandria.tue.nl/extra1/afstversl/wsk-i/hermawan2013.pdf Kapan-kapan tar
aku bahas isi thesisku… g janji tapi.. hehe..

> We don’t believe success comes from human effort. We believe effort is a
> necessary ingredient to qualify for God’s help (NA.Khan)

 

 

Category:

Slice of life

1 Comment


RETURN TO INDONESIA (END OF CHAPTER EINDHOVEN:STUDYING)

August 29, 2013



As my foot stepped into the hall of the Cengkareng airport, I could see many
people running to the gate with their hand luggage. My breath felt heavy since
the humidity in Indonesia around 90%. The hall was as familiar as ever, dark
cream color with red tiles, through hall glasses I could see green garden all
around, a peaceful sights, nothing in the hall had changed in these past 4
years.

It was like a dream to me, I recalled that 20 hours ago I was still staring
Netherland’s summer sky with its 25 C temperature. Schiphol Airport was really
crowded at that time, next to me was two ladies from USA, they missed their
flight to Philadelphia, USA. On my other side there is a Turkish family who
would like to have their holiday in Turkey. As I sat on that bench and calling,
suddenly I realized its already the time for boarding in to the plane.

It took me 5 minutes to be at the boarding gate since Schiphol is a big airport.
In front of the boarding gate I gave my boarding pass to the officer. Somehow it
was rejected, the officer told me that the seat was already taken, as for
compensation my seat was upgraded into business class. Can you imagine that, a
business class for international flight, how great that is.

Tickets

The moment I entered Airbus A-380 business class, my eyes couldn’t stop gazing
the place. What a cozy place a business class is. Everything is automatic,
windows, chair , you name it… Even the chair can transform into a bed(of course
I slept on it)…a big flat screen TV in front of me.. and the best and the irony
part is a mini bar besides me. Would like to try the mini bar asap but I need to
wait for another 4 hours for my fasting to be over.

After 6 hours of cozy flight I arrived in Dubai. The airport was quite big with
many restaurants and shops. Wow…. That’s my first impression. Although it is 1
o’clock in the morning, yet the situation was like in the afternoon.  Many
different people from different background were walking around. I felt excited
and thought “Ok.. starting today and the next few days I’m not a hobbit”.
Although I’m 175 cm tall, yet people in NL have average of 183 cm. Yeah.. it
disturbs me sometimes.

Business Class

In Dubai Airport I met Cindy, a student of hotel management in Switzerland while
I was waiting for my plane to Jakarta.  Although she had been there for more
than 2 years, but she didn’t like Switzerland. The reasons were the cold weather
with its non-stop of snowing, and  expensive price of all things. She said that
she felt happy when visiting to Amsterdam, because of the cheap price of stuffs.
*yeah right… * For me, Amsterdam is the most expensive city in the Netherland.
Well… what can I say… she came from Switzerland, one of the most expensive
country to live.

I was picked up by our family’s driver since everybody was busy working at that
time. Greeted by Jakarta’s traffic jam at 19.30 finally I arrived at my
brother’s house and met with my brothers and their family. Their expression was
“Oh.. you’re getting taller and skinnier” What did you do? “Just do a lot of
sports… oh yeah.. I lost 5 kg, fasting in NL is around 18 hours during summer”.
 After a long journey, some conversations, and a pleasant dinner finally I could
lay down on my bed and said  “Welterusten”.

Category:

Slice of life

Leave a comment


WILL BE ONE OF THE SOUNDTRACK OF MY LIFE

May 19, 2012



All those memories still remain inside me…^^

The lyrics can be seen in:
http://www.jpopasia.com/lyrics/36471/ken-hirai/gaining-through-losing.html

Category:

Musik

Leave a comment


KETIKA TIMUR BERTEMU DENGAN BARAT BAGIAN-4(HABIS)

January 5, 2012



Meneruskan cerita sebelumnya, saya ingin mengangkat beda kebudayaan dan cara
pandang antara orang timur dengan orang barat pada umumnya. Bagian ini merupakan
bagian terakhir dan merupakan kesimpulan dari 3 postingan saya sebelumnya.

Icon yang ada di blog ini dibuat oleh Liu Yang, seorang warga negara Cina yang
pernah tinggal di Jerman. Dimana sisi merah adalah kebudayaan orang Asia pada
umumnya, dan biru mewakili kebudayaan orang Eropa.

Atasan (Si #bos) 

Si #bos

Di Eropa atasan itu setara sama kita, dalam kehidupan kampus, saya memanggil
dosen dengan nama pertama dari pak dosen seperti memanggil teman saja, tanpa
embelan Pak, Doctor, Prof., bla.. bla.. dan ini adalah hal biasa.. (mungkin klo
perlu saya kirim email dengan kaya gini juga ya.. “What’s up Doc.. ”
#dipentung). Berbeda dengan kebudayaan Asia, si #bos merupakan sosok yang
dominan, diatas angin. Klo dapet bos yang enggak enak, bisa berabe semua urusan,
tapi…. kalau dapet bos yang ok, yang bisa melindungi bawahan, dan jadi panutan
bawahan, ada kemungkinan pula bahwa  si bawahan bisa berkembang lebih cepat…

Antrian

Antrian

Hehehe… di Belanda saya jarang melihat orang yang berdesak-desakan, atau saling
berebut. Disatu sisi kita dapet namanya ketertiban. Tapi entah kenapa saya koq
merasa sang penjual kurang cekatan dalam melayani penjualnya alias lelet, karena
terbiasa melayani satu orang per satu waktu. Hebatnya orang Asia menurut saya
kecepatan pelayanannya dan cekatannya sang penjual.

Kesimpulan

Sebenarnya jika kita membahas perbedaaan antara 2 kebudayaan ini tidak ada
habisnya, dan mungkin ada yang berpendapat bahwa kedua kebudayaan ini
bertentangan. Tetapi dalam pikiran saya, kedua budaya ini sebenernya saling
melengkapi, karena tidak ada yang sempurna. Terlalu terus terang tanpa
memperhatikan sikon bakal menyakiti hati orang lain, terlalu berbasa basi juga
bakal menjemukan. Terlalu mandiri jadinya individualisitis, terlalu sosial
akhirnya tidak mempunyai waktu untuk diri sendiri, dll. Titik tengah haruslah
dicari, tetapi jika ada keunggulan di satu sisi, keunggulan itulah yang diambil.
Tetapi ada pula yang netral seperti mandi di siang hari atau malam hari, mo
makan berat ato ringan,  mo milih yang manapun enggak masalah.

Komunikasi yang baik adalah elemen terpenting untuk menjembatani kedua sisi ini.
Karena emang dari awalnya mereka berbeda. Masing-masing haruslah sadar bahwa
mereka memang berbeda, perbedaaan sudut pandang yang menyebabkan salah paham
sangat mungkin terjadi.  Masing-masing harus mencoba untuk melihat dari sudut
pandang orang lain entah itu sudut pandang Eropa ataupun Asia, atau sudut
pandang yang lain. Bisa saja kedua belah pihak ini mempunyai maksud yang sama,
dan kedua belah pihak ini menginginkan yang terbaik cuma caranya aja yang beda



—selesai—

 * Secara pribadi saya ingin meminta maaf  kepada teman saya atas segala
   kesalahpahaman yang terjadi karena sempitnya sudut pandang saya. *maklum agak
   lelet mikir kaya ginian*
 * “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
   seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku
   supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
   diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
   Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ” [Al-Hujuraat:13]

Category:

Share uneg-uneg

3 Comments

Tagged with:

 * asia
 * barat
 * eropa
 * kebudayaan
 * perbandingan
 * perbedaan
 * timur


KETIKA TIMUR BERTEMU DENGAN BARAT BAGIAN-3





Meneruskan cerita sebelumnya, saya ingin mengangkat beda kebudayaan dan cara
pandang antara orang timur dengan orang barat pada umumnya. Kali ini tema
besarnya adalah dalam kehidupan sehari-hari.

Icon yang ada di blog ini dibuat oleh Liu Yang, seorang warga negara Cina yang
pernah tinggal di Jerman. Dimana sisi merah adalah kebudayaan orang Asia pada
umumnya, dan biru mewakili kebudayaan orang Eropa.

Makanan

Makanan yang terkenal

Di Eropa, salah satu makanan yang terkenal adalah makanan Asia, percaya atau
tidak, jumlah restoran Asia di kota Eindhoven berimbang dan mungkin lebih banyak
daripada jumlah restoran masakan eropa lainnya, termasuk dibandingkan dengan
junk food. Siapa yang tidak kenal dengan masakan Indonesia di Belanda. Masakan
Indonesia dianggap masakan mewah disini. Sedangkan jika saya bandingkan di
negara Indonesia, orang Indonesia kliatannya lebih “bangga” untuk memakan
masakan barat. Entah itu dalam bentuk restoran junk food, maupun restoran dengan
menu masakan Eropa  yang mahal di hotel berbintang 5… (inilah yang dinamakan
dengan Ironis)

Jalan-jalan

Jalan-jalan

Yup.. orang Eropa lebih jarang untuk mengabadikan momen jalan-jalan mereka
dibanding orang Asia. Jalan-jalan lebih sering terlihat bahwa kamera-nya yang
bagus-bagus milik orang Asia. Ketika saya melakukan perjalanan ke Swiss dan
sempat menginap di rumah penduduk setempat, waktu itu saya membuat foto hampir
semua keadaan disana, dari rumah dia, bagaimana dia membuat masakan, hingga
hidangan itu matang. Secara spontanitas dia berkata “Wah.. kalian seperti orang
Jepang saja” –> *dalam hati kelihatannya ini tipikal orang Asia deh.. hehehe.. *

Restoran

Restoran (bukan bar loh.. )di Eropa relatif lebih sepi dari suara-suara orang
bicara dengan keras., karena orang Eropa ingin melepas penat mereka secara
tenang, tanpa terganggu privasi mereka, berbicara dengan pasangan dengan
menikmati candle light dinner(–>berlebihan… ). Sedangkan di Asia, restoran
sangatlah ramai, dari pelanggan yang saling berbicara, hingga pelayan yang sibuk
melayani. Kenapa demikian? Karena biasanya orang Asia lebih suka melepas penat
mereka seharian dengan cara berkumpul menikmati hidangan dengan teman-teman satu
divisi(atau lebih) kantor atau keluarga besar(agak berlebihan juga)



Makanan sehari-hari

Makan sehari-hari

Ketika saya datang ke kampus membawa bekal makanan lengkap. teman-teman saya
yang dari Eropa langsung berkomentar, “Wah.. itu untuk makan apa? “Bagi saya ini
makanan pagi, siang ama malam. Teman-teman saya menjawab “Bagi kami itu makan
malam… ” Yup.. orang Eropa biasanya hampir tidak pernah memasak. Menu mereka:
pagi sereal/roti, siang menu roti dan buah, malam barulah mereka
memasak(gambarnya kurang mencerminkan ).

Mandi

Mandi… Hahaha… Menurut saya Orang Eropa jarang mandi… kalaupun mandi setiap hari
sekali yang biasanya mereka lakukan pada pagi hari. Bagi orang Asia Timur, mirip
juga sehari sekali, tetapi mereka lebih suka melakukan mandi pada malam hari
sebelum mereka tidur. Bagi orang tropis seperti Indonesia mungkin kaget
mendengar hal ini, tetapi setelah sampai disini saya bisa memaklumi, dikarenakan
cuaca yang sangat dingin, dan udara yang kering, jadi kita sukar tuk
berkeringat(saya mandi setiap hari loh.. klo enggak males )

—bagian 3 selesai—

Category:

Share uneg-uneg

1 Comment

Tagged with:

 * asia
 * barat
 * eropa
 * kebudayaan
 * perbandingan
 * perbedaan
 * timur


KETIKA TIMUR BERTEMU DENGAN BARAT BAGIAN-2





Meneruskan dari bagian pertama, saya ingin mengangkat beda kebudayaan dan cara
pandang antara orang timur dengan orang barat pada umumnya. Icon yang ada di
blog ini dibuat oleh Liu Yang, seorang warga negara Cina yang pernah tinggal di
Jerman. Dimana sisi merah adalah kebudayaan orang Asia pada umumnya, dan biru
mewakili kebudayaan orang Eropa.

Saya

Saya

Orang Eropa melihat dirinya adalah suatu entitas tersendiri, dan merupakan pusat
dari segala-galanya. Sedangkan orang Asia melihat dirinya adalah suatu bagian
dari yang lebih besar, misalkan aja suatu kelompok di masyarakat. Oleh karena
itu orang Eropa dalam melakukan sesuatu lebih suka melakukannya sendiri, lebih
mandiri, sedangkan orang Asia lebih suka melakukan sesuatu secara bersama-sama.
Karena itu dari sudut mata orang Asia, orang Eropa lebih terkesan egois dan
individualistis(yang mungkin memang begitu )hehehe…

Kontak

Kontak

Karena terbiasa dengan kemandiriannya, maka orang Eropa mempunyai sedikit kontak
dibanding orang Asia. Selama saya tinggal di Belanda, saya tidak pernah melihat
kontak teman orang Belanda di jejaring Facebook lebih dari 1000. Rata-rata
mereka mempunyai jumlah teman sekitar 100-200 orang. Bagi orang Belanda ada
sesuatu yang berbeda antara teman dengan kolega. Teman lebih bisa diajak
hang-out, sedangkan kolega hanya pertemanan di sebatas lingkup tertentu, contoh:
teman satu kantor=kolega, teman satu kelas=kolega. Jadi.. jangan kaget, jika
orang disini jarang bertukar no handphone, atapun pin BB karena kita hanya
menjadi teman satu kantor, atau temen satu kost.

Pesta

Pesta

Yup.. dari gambarnya sudah keliatan banget… Disaat pesta orang Eropa lebih suka
berkumpul menjadi kelompok-kelompok kecil, sedangkan orang Asia menjadi satu
kelompok besar.  “The more the stronger we are” Saya sendiri lebih tetap lebih
suka untuk berkumpul bersama-sama.

—bagian 2 selesai—

Category:

Share uneg-uneg

3 Comments

Tagged with:

 * asia
 * barat
 * eropa
 * kebudayaan
 * perbandingan
 * perbedaan
 * timur

KATEGORI



 * Events
 * Food
 * Jalan-jalan
 * Musik
 * Share uneg-uneg
 * Shout out
 * Slice of life

ARSIP



 * December 2014
 * May 2014
 * November 2013
 * August 2013
 * May 2012
 * January 2012
 * December 2011
 * November 2011
 * October 2011
 * September 2011
 * August 2011
 * July 2011
 * September 2010
 * July 2010
 * June 2010

KALENDAR




June 2023 F S S M T W T  1 2345678 9101112131415 16171819202122 23242526272829
30  

« Dec    

KOLEKSI FOTO




More Photos

RSS




 RSS - Posts

 RSS - Comments



Older Posts



TAG CLOUD



 * kebudayaan
 * timur
 * barat
 * perbandingan
 * eropa
 * asia
 * perbedaan



Create a free website or blog at WordPress.com.


Airlangga hermawan's Blog
Create a free website or blog at WordPress.com.
 * Follow Following
    * Airlangga hermawan's Blog
      Sign me up
    * Already have a WordPress.com account? Log in now.

 *  * Airlangga hermawan's Blog
    * Customize
    * Follow Following
    * Sign up
    * Log in
    * Report this content
    * View site in Reader
    * Manage subscriptions
    * Collapse this bar

 

Loading Comments...

 

Write a Comment...
Email (Required) Name (Required) Website

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website,
you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy